SOLOPOS.COM - Seorang tentara Korea Selatan mengamati wilayah Korea Utara dari pos penjagaan perbatasan di Paju, utara Seoul. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)
Nuklir Korea Utara membuat Korea Selatan dan AS geram. Mereka memulai latihan gabungan militer.
Solopos.com, SEOUL – Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan militer gabungan besar-besaran, Senin (7/3/2016).
Latihan militer tahunan yang melibatkan melibatkan sekitar sekitar 17.000 personel dari AS dan 300.000 personel dari Korsel.
Korsel seperti dikabarkan Reuters mengatakan latihan militer itu akan menjadi yang terbesar dari sebelumnya, menyusul uji coba nuklir Korut 6 Januari 2016 dan peluncuran roket pada 7 Februari.
Korut telah dijatuhi sanksi baru PBB atas tindakan itu. Korut menampik kritikan mengenai program nuklir dan roketnya, pemimpin negara itu Kim Jong Un bahkan pekan lalu memerintahkan militernya siap menggunakan senjata nuklir, untuk menghadapi ancaman yang tumbuh dari para musuh.
“Tentara dan rakyat DRTK [Republik Demokratik Rakyat Korea] akan meluncurkan sebuah serangan untuk melawan AS dan pengikutnya yang histeris untuk bergerak kearah perang nuklir,” kata Komisi Pertahanan Nasional Korut dalam sebuah penyataan.
Sementara Kementrian Pertahanan Korsel mengatakan tidak melihat tanda aktivitas militer yang tak biasa di Korut. Korut kerap mengeluarkan ancaman menanggapi latihan militer gabungan AS-Korsel yang dinilai sebagai sebuah persiapan perang.
Sementara Juru Bicara Menteri Luar Negeri Tiongkok, Hong Lei, menuturkan Beijing sangat mengkhawatirkan latihan militer tersebut.
“Tiongkok mengkhawatikan keamanan semenanjung Korea dan menentang tindakan apapun yang memicu masalah di semenanjung. Kami mendesak semua pihak tetap tenang, menahan diri dan tidak meningkatkan ketegangan,” ujarnya.