News
Senin, 13 Februari 2012 - 10:21 WIB

NILAI TUKAR RUPIAH: Awal Pekan, Rupiah Melemah 40 Poin

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBIBisnis Indonesia/dok)

JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS pada Senin pagi bergerak melemah 40 poin di tengah pembicaraan kesepakatan letter of intent (LoI) antara Yunani dan Dana Moneter Internasional (IMF) terkait penanganan utang negeri itu.

Ilustrasi (JIBIBisnis Indonesia/dok)

Advertisement
Nilai tukar mata uang rupiah yang dalam transaksi antarbank di Jakarta Senin (13/2/2012) pagi bergerak melemah sebesar 40 poin ke posisi Rp8.980 dibanding sebelumnya di Rp8.940 per dollar AS. Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin mengatakan, belum tuntasnya pemerintah Yunani dalam persetujuan LoI dengan IMF menekan beberapa mata uang dunia terhadap dolar AS termasuk rupiah.

“Sentimen negatif itu menjalar ke Asia dan menekan beberapa mata uang terhadap dolar AS,” ucapnya. Ia mengatakan, hari ini parlemen Yunani diharapkan dapat menyetujui pengetatan angaran sebagai syarat untuk mendapatkan dana talangan kedua dengan menandatangani LoI. “Pihak oposisi masih belum sepakati terkait dengan penurunan besaran dan perpanjangan masa pensiun,” katanya.

Ia menambahkan, Yunani tidak punya pilihan lain, persetujuan itu akan menyelamatkan Yunani dari kemungkinan gagal bayar atas utang jatuh tempo senilai 14,5 miliar euro pada 20 Maret mendatang. “Perhatian investor masih tertuju pada Yunani. Pasar Eropa dan AS ditutup negatif pada perdagangan minggu lalu, karena jadwal parlemen yang terus mundur. Keputusan Yunani itu juga menentukan mata uang euro termasuk rupiah terhadap dollar AS,” katanya.

Advertisement

Analis Monex Investindo Futures, Johanes Ginting menambahkan, mata uang Euro diperdagangkan tertekan terhadap dollar AS setelah pemimpin Yunani yang tergabung dalam pemerintahan koalisi menolak untuk mendukung kesepakatan dana talangan (bailout), yang kembali mengundang kecemasan terhadap resiko gagal bayar (default) dan mengikis optimisme pasar.

“Sebagian banyak ketidakpastian yang membayangi pasar sejak akhir tahun lalu menjadi kenyataan yang kurang menggembirakan, Yunani sedang dilanda kekacauan, dan itu tidak membantu,” tambahnya.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif