JOGJA—Nilai ekspor DIY meningkat 6,07% mencapai US$69,18 juta meski krisis Eropa dan Amerika hingga saat ini masih membayangi dunia. Komoditi pakaian menjadi penyumbang terbesar nilai ekspor yakni sebesar 50,20%.
Data Bank Indonesia (BI) DIY menunjukan, nilai ekspor DIY pada triwulan pertama tahun ini meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Melemahnya nilai tukar rupiah pada triwulan satu dinilai BI memicu peningkatan daya saing produk ekspor DIY.
Kendati demikian, dari sisi volume ekspor tercatat terjadi penurunan sebesar 31,52% dibanding periode yang sama tahun. Penurunan volume ini disebabkan anjloknya ekspor komoditi furnitur ke pasar Eropa dan Amerika.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) DIY, Riyadi Ida Bagus, Senin (21/5) menyatakan, meningkatnya nilai ekspor saat ini di antaranya dipicu perluasan pasar ekspor di luar kawasan yang terkena krisis seperti China, Korea dan India.
Ia mencontohkan nilai ekspor ke China menembus US$3,96 juta, Korea mencapai hingga US$12 juta serta India US$6 juta.
“Ekspor saat ini memang didorong ke negara-negara berkembang seperti China, Korea dan India yang tak terkena krisis. Kalau hanya mengharapkan Eropa dan Amerika pasti tak akan meningkat,” terang Riyadi.(ali)