Nikah siri online kian marak. Layanan penyedia jasa nikah siri ini ditawarkan secara online di situs-situs internet.
Solopos.com, JAKARTA — Situs online yang menawarkan layanan nikah siri dilaporkan ke Kemenkominfo. Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam melaporkan sedikitnya 45 situs online yang membuka layanan nikah siri ke Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo untuk diblokir atau ditutup.
Dalam surat laporan tertanggal 18 Maret 2015, Dirjen Bimas Islam Machasin menjelaskan bhawa praktik nikah siri tidak sejalan dengan prinsip perkawinan sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 1.
UU ini mengatur bahwa perkawinan bertujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Prinsip lain yang diatur dalam UU tersebut adalah bahwa perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan, Pasal 2 ayat (2), “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan”.
Machasin menambahkan bahwa PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 10 ayat (3) juga mengatur bahwa dengan mengindahkan tatacara perkawinan menurut masing-masing hukum agamanya dan kepercayaannya itu, perkawinan dilaksanakan di hadapan Pegawai Pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi.
“Praktik pernikahan siri tidak memberikan nilai edukasi dalam pembentukan keluarga sakinah sebagaimana yang diprogramkan pemerintah,” jelasnya dalam situs Kemenag.go.id, Rabu (25/3/2015) sebagaimana ditulis Kantor Berita Antara.
Adapun situs online yang dilaporkan untuk diblokir sebagaimana dilansir kemenag.go.id, Rabu, adalah sebagai berikut: