News
Senin, 5 Oktober 2020 - 20:55 WIB

Ngeri! Gubernur Afghanistan Jadi Target Bom Bunuh Diri

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kendaraan pelaku bom bunuh diri di Afghanistan (AFP Photo)

Solopos.com, JAKARTA — Seorang gubernur di provinsi Afghanistan menjadi target bom bunuh diri. Akibat kejadian tersebut sedikitnya delapan orang tewas. Serangan ini terjadi ketika presiden Afghanistan melakukan perjalanan ke Qatar di mana pembicaraan damai dengan Taliban terhenti.

Dilansir AFP, Senin (5/10/2020), dua puluh delapan orang terluka ketika penyerang menabrakkan kendaraannya yang berisi bahan peledak ke konvoi Gubernur Provinsi Laghman Timur Rahmatullah Yarmal.

Advertisement

“Gubernur sedang mengemudi ke kantornya ketika mobilnya ditabrak pelaku bom bunuh diri. Empat pengawalnya dan empat warga sipil tewas, 28 orang luka-luka,” kata juru bicara gubernur Assadullah Daulatzai kepada AFP. Dia menambahkan bahwa gubernur tidak terluka.

Indonesia Dorong Penghapusan Senjata Nuklir dari Muka Bumi

Advertisement

Indonesia Dorong Penghapusan Senjata Nuklir dari Muka Bumi

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tareq Arian membenarkan serangan itu dan mengatakan sebagian besar yang terluka adalah warga sipil.

Insiden bom bunuh diri terjadi ketika Presiden Ashraf Ghani pada hari Senin, berangkat ke Doha untuk bertemu dengan para pejabat Qatar. Ini tiga pekan setelah dimulainya pembicaraan perdamaian penting antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.

Advertisement

Terdampak Tol Solo-Jogja, Tanah Kas Desa Wajib Dicarikan Pengganti

Konflik Afganistan

Pembicaraan antara Taliban dan negosiator pemerintah Afghanistan, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik Afghanistan selama 19 tahun. Pembicaraan terhenti karena ketidaksepakatan tentang bagaimana membingkai kode etik yang akan memandu pembicaraan yang lebih luas.

Taliban, yang merupakan kelompok garis keras Sunni, bersikeras untuk mematuhi mazhab Hanafi dari yurisprudensi Islam Sunni. Tetapi negosiator pemerintah mengatakan bom bunuh diri ini dapat digunakan untuk mendiskriminasi orang Hazara. Yang sebagian besar adalah Syiah, dan minoritas lainnya di negara itu.

Advertisement

Gubernur Ganjar: Peran TNI Sangat Dibutuhkan Lawan Covid-19

Topik kontroversial lainnya adalah bagaimana kesepakatan AS-Taliban akan membentuk kesepakatan damai di masa depan dan bagaimana kesepakatan itu akan dirujuk.

Sejauh ini tidak ada kelompok atau pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri terhadap rombongan Laghman, tetapi Taliban aktif di wilayah tersebut.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif