News
Senin, 7 Desember 2020 - 12:08 WIB

Ngegas di Medsos Tapi Nangis Dipenjara, Begini Curahan Hati Maaher At-Thuwailibi

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soni Ernata alias Maaher At-Thuwailibi ditangkap Bareskrim Polri, Kamis (3/12/2020). (detik.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Maaher At-Thuwailibi mengaku tak nyenyak tidur setelah dijebloskan ke penjara. Pria bernama asli Soni Eranata ini tersandung kasus penghinaan terhadap ulama karismatik NU, Habib Luthfi bin Yahya.

Ia tak menyangka cuitannya di Twitter bakal menyeretnya ke bui. Kini yang ada hanya penyesalan.  "Kalaupun saya ini dianggap orang nakal ya, ustaz nakal, rangkul saya. Rangkullah saya, teman-teman, jangan saya dianggap musuh. Rangkul," kata Maaher dalam wawancara eksklusif di detik.com, Sabtu (5/12/2020).

Advertisement

Ia mengaku sedih meninggalkan istri dan dua anaknya yang masih kecil di kontrakan dua kamar di Bogor, Jawa Barat. Selama ini, hanya dia yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia menghidupi istri serta dua anaknya yang berusia 3 tahun dan 1 tahun. "Makanya saya itu, masyaallah mau mati rasanya di sini karena penghasilan itu hanya di saya," ujar Maaher.

Sempat Berseteru dengan Nikita Mirzani, Soni Ernata alias Maaher At-Thuwailibi Ditangkap Polisi

Advertisement

Sempat Berseteru dengan Nikita Mirzani, Soni Ernata alias Maaher At-Thuwailibi Ditangkap Polisi

Terkait cuitannya di Twitter yang dinilai menghina Habib Luthfi, Maaher berdalih itu hanya kesalahpahaman. Menurut Maaher, dia sebenarnya tidak berniat menghina Habib Luthfi. Sebelum ditangkap, dia mengaku sudah berniat berangkat menemui Habib Luthfi untuk mencium tangan dan meminta maaf.

Jadi Cambuk

Namun, Maaher menyadari ada konsekuensi dari cuitannya itu. Dia mengatakan proses hukum yang dihadapinya kini menjadi cambuk pembelajaran. Maaher mengaku ke depan akan introspeksi diri.

Advertisement

Maaher At-Thuwailibi Ditangkap, Peringatan Gus Miftah Jadi Kenyataan

"Ini kan bukan soal politik, bukan soal apa pun kan, tapi karena memang adanya orang yang tersinggung. Saya mau ngapain, saya harus membela diri gimana?" sambungnya. Dia juga mengakui kasusnya ini bukanlah kriminalisasi terhadap ulama.

Kata Kasar Karena Kultur

Maaher mengaku menyadari ucapannya di medsos kerap dikritik, bahkan mengundang kemarahan. Terkait bahasanya yang dinilai kasar sebagai seorang ustaz, Maaher menyebut itu karena dirinya tumbuh besar di lingkungan yang keras. Dia mengaku tumbuh besar di Medan, Sumatera Utara, dan baru hijrah ke Kota Bogor, Jawa Barat, sekitar 6 tahun lalu.

Advertisement

"Masalah kasar itu kultur," katanya.

Lebih Ngegas dari dr. Tirta, Maaher Thuwailibi Semprot Netizen Soal Corona

"Kepribadian seseorang itu kan terbentuk karena lingkungan ya. Maka coba teman-teman bantu saya untuk lihat lingkungan saya teman-temannya siapa. Saya di Bogor itu sendiri lho. Cuma kita berdua (dengan istri, red), berempat sama anak kecil-kecil," jelas Maaher.

Advertisement

Maaher kini berharap bisa bebas dari jerat hukum atas kasus penghinaan terhadap Habib Luthfi bin Yahya. Dia berjanji ke depan akan berubah jadi pribadi yang lebih baik.

"Semenjak saya masuk penjara ini, semenjak saya masuk ke tahanan ini cemeti buat saya. Bahwa kita ini sebagai ustadz sebagai dai harus introspeksi dirilah, muhasabah. Nggak selamanya kita sebagai ustaz itu bener. Tapi saya ingin saya dirangkul, saya ingin dijadiin teman biar saya berubah. Jangan saya dianggap musuh, dijebloskan ke penjara, kemudian saya dianggap musuh bangsa, musuh negara, nggak saya nggak mau karena saya cinta NKRI," jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif