News
Sabtu, 27 Juli 2013 - 15:49 WIB

NASI GORENG, RENDANG & SATE Terpopuler dari Asia, Mari Jual ke Mancanegara!

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nasi goreng merupakan salah satu kuliner andalan Indonesia untuk ditawarkan ke mancanegara (dok Solopos)

Nasi goreng merupakan salah satu kuliner andalan Indonesia untuk ditawarkan ke mancanegara (dok Solopos)

Solopos.com, PONTIANAK — Lembaga Kajian Prapancha Research (PR) menemukan bahwa nasi goreng, rendang, dan sate lebih terkenal secara global dibandingkan rata-rata masakan yang berasal dari Asia melalui jejaring sosial Twitter. “Penelitian dilakukan dengan periode pencarian dua tahun lalu, tepatnya Juli 2011,” ungkap peneliti dari PR Adi Ahdiat saat dihubungi wartawan dari Pontianak, Sabtu (27/7/2013).

Advertisement

Hasilnya, ia melanjutkan, nasi goreng yang paling banyak diperbincangkan di jejaring sosial dengan 2,3 juta perbincangan di luar Indonesia, diikuti rendang dengan 1,1 juta perbincangan, serta sate dengan 533.000 perbincangan. Ketiga jenis hidangan khas nusantara itu terbukti lebih populer dibandingkan dengan tom yam dari Thailand, bulgogi dan bibimbap asal Korea Selatan. Tom yam, kata dia, di luar Thailand hanya mencatatkan 254.000 perbincangan, bulgogi dan bibimbap di luar Korea masing-masing mencatatkan 210.000 dan 162.000 perbincangan.

Sedangkan kalau Indonesia diikutsertakan dalam pantauan, maka total perbincangan sate di Twitter mencapai 8,6 juta; nasi goreng 5,4 juta dan rendang 2,5 juta perbincangan. Jauh melampaui masakan kondang dunia seperti lasagna —masakan internasional asal Italia, yang perbincangannya mencapai 3,8 juta— namun mendekati spaghetti yang mencapai 9 juta.

Bahkan, imbuhnya, perbincangan tentang bibimbap dan bulgogi di luar Korea sendiri paling banyak kedua adalah di Indonesia. Bulgogi dibincangkan 40.000, dan bibimbap 26.000.

Advertisement

Semua hidangan di atas itu pernah masuk ke dalam daftar 50 makanan terlezat dunia versi jajak pendapat CNN tahun 2011. Di daftar tersebut, rendang dan nasi goreng secara berurutan menempati peringkat pertama dan kedua.

Hal itu, simpulnya, membalik anggapan bahwa masakan negara-negara Asia lainnya lebih memikat hati orang-orang mancanegara. “Sebagai negara yang sama-sama belum memiliki gerai makanan sebanyak masakan China dan Jepang, masakan Indonesia berada di posisi yang lebih unggul,” kata dia.

Fakta tersebut, menurut dia sekaligus menunjukkan betapa Indonesia adalah pasar komoditas kuliner yang sangat potensial. “Ekspansi adalah hal yang semestinya dilakukan untuk kian memajukan industri kuliner Indonesia,” kata dia.

Advertisement

Ia menyayangkan banyaknya warga dunia yang menikmati makanan asal Indonesia itu di restoran China atau restoran umum yang menyediakan masakan-masakan Asia. “Gerai makanan Indonesia memang terbilang langka di mancanegara. Sehingga menjadi hal yang lazim jika orang-orang asing cenderung mengira nasi goreng, sate, atau rendang berasal dari Thailand, Singapura, atau bahkan Malaysia,” kata dia.

Menurut dia, akan lebih produktif untuk mendorong pendirian dan pengembangan gerai masakan Indonesia di berbagai negara ketimbang meributkan atau mengkhawatirkan masakan kita diklaim negara tetangga. Dicontohkannya kemudian langkah Pemerintah Thailand yang sejak lama mendorong internasionalisasi kulinernya dengan kampanye Thailand, Dapurnya Dunia.

“Pemerintah Thailand menyediakan pusat pelatihan, informasi, serta peminjaman dana bagi mereka yang ingin membuka gerai makanan Thailand di negara lain,” ujar dia.

Ia yakin, banyak nilai strategis dari ekspansi kuliner tersebut. “Memperkuat kebanggaan nasional, mengundang turis ke tanah air, membuka pasar ekspor bahan pangan, mendatangkan devisa, mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Adi Ahdiat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif