SOLOPOS.COM - Kades Tarubatang terpilih Purwanto (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SOLO — Kawasan Sriwedari, Laweyan, Solo dianggap sebagai lokasi strategis untuk bertransaksi narkoba. Lokasi tersebut diketahui sudah beberapa kali digunakan untuk bertransaksi barang haram itu.
Hal itu terungkap dalam gelar tersangka tindak pidana penyalahgunaan narkoba di Mapolresta Solo, Selasa (16/7/2013). Tersangka pengguna sabu-sabu, PMH, 36, yang ditangkap aparat Satnarkoba Polresta Solo, kepada wartawan mengaku sudah lebih dari dua kali bertransaksi SS di kawasan Sriwedari itu. Transaksi yang dimaksudnya adalah transaksi secara tidak langsung.
Penjual SS menyuruh warga Gilingan, Banjarsari, Solo itu mengambil SS pesanannya di lokasi tersebut. Kali terakhir ia mengambil SS pesannnya di lokasi yang telah disepakati antara dia dan penjual SS, yakni di tepi Jl Tirtosari, Purwonegaran, Sriwedari.
“Saya pesan satu paket SS seharga Rp1,150 juta dari KMT. Kemudian mungkin dia menyuruh kurirnya yang ada di Solo untuk bertransaksi dengan saya. Saya diminta mengambil SS di dekat tempat tiang bendera. Saya pun mau. Saat saya ambil SS itu ditutupi daun dan dibungkus lakban cokelat,” urai PMH.
Kasatnarkoba Polresta Solo, Kompol Kristiyono, mengatakan, penyidik saat ini masih menelusuri keberadaan orang-orang yang berhubungan dengan tersangka. Namun, hingga saat ini keberadaan mereka belum diketahui.
Ia menambahkan, saat menangkap dan menggeledah tubuh tersangka petugas menemukan satu paket SS. Selanjutnya SS itu disita dan dijadikan barang bukti. Selain itu, petugas juga menyita satu unit ponsel yang digunakan tersangka untuk memesan SS dan sarana tersangka untuk mengambil SS, yakni satu unit motor. Tersangka dijerat Pasal 112 ayat (1) UU No 35/2009 tentang Narkotika.