News
Rabu, 17 September 2014 - 06:20 WIB

Narkoba Masuk Kampus, Granat Bentuk Satgas Rayon Kampus

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi antinarkoba (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA – Gerakan Anti Narkoba (Granat) DIY membentuk Satgas Rayon Kampus sebagai upaya mencegah peredaran narkoba masuk di lingkungan kampus. Satgas nantinya akan dipusatkan di tiga kampus, yakni Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas janabadra, dan Universitas Cokroaminoto.

Granat melihat tingkat konsumsi narkoba di DIY mencapai 2,8% dari total penduduk wilayah itu. Pada 2014 ini, narkoba jenis sabu bahkan disinyalir mulai merambah di dalam lingkungan institusi pendidikan.

Advertisement

“Tentu kondisi itu sangat mengkhawatirkan. Dari situlah kita siapkan satgas rayon kampus. Dulu sempat ada satgas di lima kampus tapi vakum,” ucap Ketua Granat DIY, Riyan Arto Nugroho, Selasa (16/9/2014).

Riyan menjelaskan saat ini kampus menjadi tempat paling potensial dalam peredaran barang haram itu. Lebih-lebih sampai saat ini ada 27 jenis narkotik baru yang beredar di masyarakat tapi belum dilarang dengan perundang-undangan. Di samping itu, pola konsumsi narkotika di tingkat calon intelek mulai bergeser. Semula mahasiswa sebatas mengonsumsi ganja dan narkoba jenis pil, kini bergeser mengonsumsi sabu-sabu. Perubahan ini terjadi karena perubahan tingkat ekonomi. Sementara tingkat ekonomi mahasiswa Jogja terus menanjak. Kondisi itu membuat mahasiswa semakin mendapatkan sabu.

“Sabu ini kan mainan mahal, tapi karena tingkat ekonominya meningkat jadi mengonsumsi sabu tidak lagi masalah,” jelasnya.

Advertisement

Lebih lanjut Riyan menambahkan Granat menjalin koordinasi dengan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) untuk mengampanyekan bahaya narkoba di kalangan mahgasiswa. Sejauh ini, Kopertis memberikan sambutan positif.

“Tiap tahun kita siapkan minimal tiga kampus punya satgas rayon,” terangnya.

Selain kampus pihaknya juga menyasar pekerja di perusahaan. Ini dilakukan karena narkoba juga menyasar para pekerja. Sayang, langkah ini tidak berjalan mulus karena tidak mendapat respons positif dari manajemen perusahaan.

Advertisement

“Mungkin oleh perusahaan dianggap tidak penting. Padahal kalau karyawannya semua bebas narkoba akan jadi keuntungan juga buat perusahaan itu. Tapi mau bagaimana lagi,” tambahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif