News
Jumat, 15 Desember 2017 - 22:42 WIB

MUTILASI KARAWANG : Kholili: Gaji Lebih Tinggi, Nindy Ogah Urus Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Kholili dan Siti Saadah alias Nindy yang diunggah di akun Instagram M.kholili (Instagram)

Tersangka pelaku mutilasi Karawang, Kholili, mengaku Siti alias Nindy, istrinya, tidak mau mengurus rumah.

Solopos.com, KARAWANG — Muhamad Kholili, 23, tersangka pembunuhan dan mutilasi terhadap Siti Saadah alias Nindy, 21, membeberkan masalah rumah tangganya. Meski ceritanya belum seluruhnya terkonfirmasi, Kholili menceritakan situasi sebelum dia tega membunuh sang istri.

Advertisement

Dilansir Suara.com, dia mengaku tindakan keji itu sebagai puncak kemarahannya yang selama ini terpendam. Kholili, kepada Suara.com, di sel tahanan Mapolres Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12/2017) siang, mengatakan selama ini ia lebih banyak mengalah dari sang istri. Baca juga: Tetangga: Kholili Pernah Curhat Dipukuli Nindy, Tapi Mengalah.

Di antara masalah itu adalah pembagian pekerjaan rumah yang timpang, seperti membereskan kontrakan mereka di Dusun Sukamulya, Desa Pinayungan, Teluk Jambe Timur, Karawang.

Advertisement

Di antara masalah itu adalah pembagian pekerjaan rumah yang timpang, seperti membereskan kontrakan mereka di Dusun Sukamulya, Desa Pinayungan, Teluk Jambe Timur, Karawang.

”Ya saya tahulah, gaji saya lebih kecil daripada dia. Saya bekerja sebagai OB [office boy], gajinya cuma Rp3,8 juta. Sedangkan dia kerja sebagai marketing, gajinya Rp5 juta. Tapi kan sama-sama lelah bekerja, di rumah seharusnya bagi kerja juga,” tutur Kholili.

Namun, yang terjadi tak seperti dalam bayangan Kholili. Ia mengklaim, sang istri tak mau mengurus apa pun saat di rumah. ”Dia tak mau mencuci pakaian. Baju-bajunya, saya yang mencucikan. Gak mau menyetrika baju. Semua saya yang mengerjakan,” tuturnya.

Advertisement

”Saya pernah bilangin, kok diem aja nggak mau beresin rumah. Dia bilang, ‘terserah sayalah. Saya capek kan kerja’. Akhirnya, saya sabar aja ngerjain semua pekerjaan rumah,” terangnya.

“Kalau dia lapar juga saya yang masakin mi. Saya sih enggak apa-apa bikinin dia makan, asal dia gak ngoceh-ngoceh melulu, saya pasti kerjain kok. Sewaktu bayi kami belum diasuh orang tua saya, ya saya juga yang nyuci popoknya,” tutur Kholili.

Tapi, Kholili menuding sang istri mudah marah meskipun dirinya rela melakukan semua pekerjaan rumah. ”Dia kalau di rumah ya banyak main HP aja. Kalau kelelahan, dia suka marah-marah. Saya diam saja. Ya, benar-benar [membunuh, memutilasi dan membakar Siti] karena banyak dipendam [perasaan],” tambahnya. Baca juga: Kholili Diduga Ahli Menyembunyikan Sesuatu.

Advertisement

Tak hanya itu, Kholili semakin kesal terhadap Siti karena sang istri kerap meminta barang yang terbilang mewah berdasarkan penghasilannya. Terakhir, Kholili mengklaim Siti meminta dibelikan mobil pada dua bulan lalu. Siti juga memberikan tenggat waktu kepada Kholili agar membeli mobil maksimal Desember 2017 ini.

Gara-gara permintaan yang sukar dipenuhi itulah, rumah tangga Kholili dan Siti semakin sering diterpa perseteruan. Pertengkaran itu memuncak pada Senin (4/12/2017) pekan lalu. Awalnya cekcok mulut berlanjut pada aksi kekerasan. Kholili saat itu mengklaim lehernya dicekik Siti. Ia berontak dan balas dua kali memukul leher Siti.

Akibat pukulan Kholili, Siti jatuh terkapar. Kaget, Kholili sempat memeriksa nafas dan detak jantung Siti, tapi ternyata semua sudah terhenti. “Saya kalap pak. Saya lalu tutup mulutnya memakai lakban,” tukasnya.

Advertisement

Selasa (5/12/2017), Kholili memutuskan memutilasi tubuh sang istri menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan kaki menggunakan golok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif