News
Jumat, 12 Maret 2021 - 13:17 WIB

Muncul Klaster Karyawan Pabrik di Bantul, Pemerintah Kalurahan Mengaku Lalai

Jumali-harian Jogja  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes swab Covid-19. (Reuters/Lim Huey Teng)

Solopos.com, BANTUL -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, DIY, mencatat adanya klaster baru penyebaran Covid-dari salah satu pabrik di Sriharjo, Imogiri, Bantul. Hingga Jumat (12/3/2021), tercatat ada 15 karyawan pabrik dan satu tenaga kesehatan dari RS swasta yang awalnya melakukan pemeriksaan dinyatakan positif Covid-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa, mengungkapkan munculnya klaster pabrik di Sriharjo kali pertama diketahui dari adanya laporan RS swasta yang memeriksa salah satu karyawan pabrik tersebut.

Advertisement

Awalnya karyawan tersebut mengalami kehilangan indra perasa (anosmia), Selasa (2/3/2021) lalu. Setelah dites swab PCR oleh Puskesmas Imogiri 2, karyawan tersebut dinyatakan positif pada Kamis (4/3/2021) lalu.

Baca juga: Muncul Lagi, 34 Warga Ponpes di Bantul Positif Covid-19

Advertisement

Baca juga: Muncul Lagi, 34 Warga Ponpes di Bantul Positif Covid-19

"Setelah itu puskemas melakukan tracing ditemukan 35 orang karyawan lain yang kontak erat. Kemudian dilanjutkan testing ditemukan 14 orang positif dan ada tambahan 1 orang nakes yang memeriksa kasus pertama," kata Sri Wahyu.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Oki itu menyatakan untuk memastikan terjadi penyebaran, 105 karyawan lainnya kemudian dilakukan tes swab PCR, Jumat ini.

Advertisement

Kalurahan Lalai

Terpisah Lurah Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Titik Istiwayatun Hasanah, mengakui ada kelalaian dari kalurahan sehingga muncul klaster pabrik. Terutama dalam hal edukasi terkait penanganan Covid-19.

Baca juga: Bupati Bantul Persilakan Rumah Dinasnya Jadi Tempat Ronda Warga

"Harus saya akui memang keberadaan pabrik itu kurang terpantau," kata Titik.

Advertisement

Meski diakui Titik, petugas dari satgas kalurahan telah melakukan desinfeksi dan menutup pabrik selama dua hari yakni Selasa hingga Rabu (7-8/3/2021).

"Tapi, dalam perkembangannya, Kamis [11/3/2021] pabrik kembali operasional. Yang belum di-swab tetap bekerja. Padahal, kami sudah minta kepada pemilik agar pabrik ditutup," kata Titik.

Alhasil, dirinya bersama satgas kalurahan meminta kepada pemilik pabrik untuk menutup pabrik. Sebab, muncul keresahan dari warga agar pabrik tersebut ditutup sementara.

Advertisement

"Hasilnya, Kamis hanya operasional setengah hari. Saat ini ada 100 orang karyawan di pabrik tersebut saat ini menjalani tes swab PCR di lokasi," katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif