News
Minggu, 6 Agustus 2017 - 21:02 WIB

Muncul 282 Titik Api, 6 di Jawa Tengah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepulan asap akibat kebakaran di hutan alam. (JIBI/Solopos/Antara)

Dari 282 titik api yang muncul di seluruh Indonesia, 6 di antaranya ada di Jawa Tengah.

Solopos.com, SEMARANG — Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) melaporkan terdapat 282 titik api (hotspot) dari ujung barat hingga timur Indonesia. Enam di antaranya berada di Jawa Tengah.

Advertisement

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan berdasarkan pantauan satelit Aqua, Terra, dan SNNP pada catalog modis Lapan, Minggu (6/8/2017), sebaran titik api ini dijumpai di semua pulau di Indonesia.

Sebaran titik api ini meliputi Jawa Tengah (6), Jawa Timur (5), Jawa Barat (5), Papua (7), NTT (12), Kalimantan Barat (150), dan Lampung 9. Titik api juga muncul di Papua Barat (2), NTB (3), Babel (11), Kepri (4), Maluku (2), Sulteng (1), Gorontalo (1), Sumsel (23), Kalteng (1), Riau (16), Sumut (9), Jambi (2), Sumbar (2), Sulsel (18), dan Maluku Utara (1).

“Di lapangan jumlah hotspot ini kemungkinan lebih banyak karena adanya daerah-daerah yang tidak terlintasi satelit saat ada kebakaran hutan dan lahan,” kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Minggu (6/8/2017).

Advertisement

Lokasi hotspot kebakaran hutan dan lahan berada pada lahan perkebunan swasta, lahan milik masyarakat, dan di taman nasional. Plotting lokasi hotspot 2015, 2016, dan 2017 menunjukkan lokasi kebakaran hutan dan lahan ada yang selalu berulang setiap tahun seperti di Taman Nasional Tesso Nelo, OKI, daerah perbatasan antara Riau dan Jambi, dan beberapa daerah lainnya.

“Ada juga daerah-daerah yang baru yang sebelumnya tidak terbakar. Kebakaran hutan dan lahan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh Jambi makin ke arah timur atau makin mendesak ke hutan untuk perluasan kebun,” katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan daerah-daerah yang banyak terdapat Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Desa Tangguh Bencana terpantau jumlah hotspot lebih sedikit selama 2017. Sebaliknya, pada daerah-daerah yang sedikit MPA dan Desa Tangguh Bencana jumlah hotspot banyak.

Advertisement

“Ini menunjukkan bahwa daerah-daerah yang kurang pengawasannya adalah daerah yang banyak dibakar. Daerah yang dibakar umumnya adalah daerah yang sulit diakses dan jauh dari permukiman sehingga saat terbakar sulit dipadamkan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif