SOLOPOS.COM - Calon presiden Amerika Serikat (AS) , Donald Trump (kanan) berdiri dengan Setya Novanto, Ketua DPR RI saat konferensi pers di Manhattan, New York, AS, Kamis (3/9/2015). (JIBI/Solopos/Reuters)
Munaslub Golkar dilanda isu pemberlakuan sistem pemilihan terbuka. Setya Novanto membantah mendukung sistem itu.
Solopos.com, DENPASAR — Situasi di Bali Nusa Dua Convention Center mulai memanas di hari kedua pasca dibukanya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Hal ini karena berembus kabar panitia akan menetapkan sistem pemilihan terbuka dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar.
Meski masih dalam pembahasan apakah akan menggunakan sistem pemilihan terbuka atau tertutup, namun seluruh kandidat calon ketua umum selain Setya Novanto sepakat menolak sistem terbuka. Salah satu calon, Ade Komaruddin, mengimbau pemilihan dilakukan secara tertutup agar 533 pemegang hak suara memilih secara bebas tanpa intervensi.
Dalam kesempatan tersebut, ketidakhadiran Setya Novanto membuat kandidat nomor urut 2 tersebut disorot karena tak menolak sistem pemillihan terbuka. Namun, Novanto yang ditemui Bisnis/JIBI di The Mulia Hotel and Resort, membantah mendukung sistem pemilihan terbuka.
Dia menuturkan bahwa dirinya menerima segala keputusan yang telah ditetapkan oleh panitia penyelenggara. Anggota tim sukses Novanto, Nurul Arifin, memberikan klarifikasi terkait kabar tersebut.
“Kami dari tim Novanto ingin menyatakan, menjelaskan, menegaskan bahwa kami belum belum pernah beri statement apapun. Statement kami, dukung atau support apapun keputusan Munaslub, siap bertarung menjunjung azas fairness, lakukan dengan demokratis, fair, siap untuk melakukan pemilihan sistem apapun” ujarnya saat ditemui di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (15/5/2016).