News
Kamis, 6 Agustus 2015 - 20:55 WIB

MUKTAMAR MUHAMMADIYAH : 10 Menit, Haedar Nashir Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Muktamar ke-47 Muhammadiyah (Istimewa)

Muktamar Muhammadiyah telah menghasilkan Ketua Umum baru menggantikan Din Syamsuddin.

Solopos.com, MAKASSAR — Muktamar ke-47 Muhammadiyah sudah menghasilkan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang baru. Haedar Nashir terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris Umum.

Advertisement

“Alhamduillah sidang 13 anggota PP berjalan tertib, lancar, sehingga hanya memerlukan waktu 10 menit. Sidang tersebut menghasilkan calon ketua umum dan sekretaris umum,” kata Ketua Panitia Pemilihan Ahmad Dahlan Rais membuka pengumuman dalam Sidang Pleno VIII Muktamar ke-47, Makassar, Kamis (6/8/2015).

“Tidak berpanjang kata, sidang 13 PP Muhammadiyah mengusulkan sebagai ketum PP Muhammadiyah adalah Doktor Haji Haedar Nashir, bisa diterima?” tanya Dahlan ke muktamirin. “Setuju!!! Sah!!!” jawab Muktamirin kompak sambil bertepuk tangan.

Selanjutnya, Dahlan Rais mengumumkan bahwa Sekretaris Umum PP Muhammadiyah adalah Abdul Mu’ti.

Advertisement

Terpilihnya Haedar Nashir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah sudah diprediksi sejak awal karena kansnya disebut-sebut paling kuat. Haedar Nashir telah memperoleh suara terbanyak dari sidang pleno muktamar dengan raihan 1.947 suara dari total suara terhitung sebanyak 2.389 suara. Hasil perolehan suara juga sekaligus menghasilkan 13 nama teratas yang akan menjabat anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dahlan mengakui kans pemilik suara terbanyak memang besar untuk jadi Ketum. Akan tetapi, hal itu tidak menjadi kepastian. Ini mengingat, proses pengesahan harus tetap dikembalikan ke sidang pleno Muktamar. Meski begitu, Dahlan merasa yakin Muktamar akan menerima hasil keputusan pemungutan suara dan Ketua Umum. “Saya optimistis Muktamar akan menerimanya,” kata Dahlan, yang mengaku akan menjadi pimpinan sidang pemilihan Ketua Umum,” katanya seperti dilansir muhammadiyah.or.id.

Dahlan Rais menyatakan, ada tradisi untuk menawarkan kesediaan terlebih dahulu kepada pemilik suara terbanyak. “[tradisi] Itu sudah mulai sekitar enam muktamar lalu,” kata Dahlan kepada media seusai penutupan perhitungan suara di Universitas Muhammadiyah Makassar, Rabu (5/8/2015) malam.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif