News
Rabu, 31 Oktober 2012 - 23:30 WIB

MUI: Rusuh Lampung Bukan Konflik Agama

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KERUSUHAN LAMPUNG. Warga Balinuraga Kecamatan Waypanji Lampung Selatan mengungsi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bandarlampung menyusul bentrok antar warga di daerah itu, Selasa (30/10/2012). Sebanyak 192 rumah penduduk desa itu dirusak dan dibakar massa saat bentrokan dengan warga Kalianda yang menewaskan 14 orang. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

KERUSUHAN LAMPUNG. Warga Balinuraga Kecamatan Waypanji Lampung Selatan mengungsi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bandarlampung menyusul bentrok antar warga di daerah itu, Selasa (30/10/2012). Sebanyak 192 rumah penduduk desa itu dirusak dan dibakar massa saat bentrokan dengan warga Kalianda yang menewaskan 14 orang. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

LAMPUNG–Bentrokan antarwarga di Lampung Selatan bukan karena konflik antarpemeluk agama akan tetapi antarwarga desa setempat, kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Selatan Hamim Fadhil.

Advertisement

“Sekali lagi, ini bukan konflik agama tapi konflik antardesa, namun kebetulan satu beragama Hindu dan satunya beragama Islam,” katanya di Kalianda, Rabu, saat sambutan acara tatap muka antartokoh adat terkait kasus bentrokan itu.

Ia mengharapkan mereka yang beragama Islam yang mayoritas di Kecamatan Kalianda itu memiliki pedoman kuat sebagai muslim.

Advertisement

Ia mengharapkan mereka yang beragama Islam yang mayoritas di Kecamatan Kalianda itu memiliki pedoman kuat sebagai muslim.

Seperti firman Allah SWT, kata dia, manusia itu diciptakan ada laki-laki dan perempuan yakni Nabi Adam dan Hawa, kemudian mereka berkembang menjadi berbangsa-bangsa, dan dalam bangsa itu ada suku-suku.

Oleh karena itu, katanya, jika dilihat Indonesia terdapat ratusan suku, seperti Jawa, Sunda, dan Batak, hal itu untuk saling mengenal sesuai perintah Allah SWT.

Advertisement

Di antara suku dan agama itu, katanya, tidak ada yang membedakan kecuali ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ia mempersilakan mereka bertakwa kepada Tuhan dan menjalankan ajaran melalui kitab masing-masing, tanpa harus terjadi perpecahan dan tanpa permasalahan.

“Dengan adanya konflik ini, kita semua yang berada di Lampung Selatan merasa sedih, karena berkali-kali terjadi,” ujar dia.

Advertisement

Terkait dengan bentrok antarwarga sebelumnya di Sidomulyo, katanya, semua pihak telah menandatangai kesepakatan damai, namun perisitwa serupa terjadi lagi.

Oleh karena itu, ia mengajak semua lapisan masyarakat dan pemerintah menciptakan perdamaian berdasarkan hati nurani.

“Mari kita berupaya agar konflik ini jangan sampai terulang lagi,” kata dia.

Advertisement

Pertemuan dalam rangkai mediasi antartokoh adat setempat untuk menuju perdamaian warga itu berlangsung di Markas Polres Lampung Selatan dengan mediator Kepala Polda Lampung Brigjen Pol Jodie Roosetoe dan Komandan Korem 043 Garuda Hitam Kol Czi Amalsyah Tarmidzi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif