News
Senin, 15 Maret 2021 - 10:10 WIB

MUI Kecam Sri Lanka yang Akan Tutup Sekolah Islam dan Larang Cadar

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi--seorang wanita mengenakan cadar. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam rencana pemerintah Sri Lanka menutup sekolah Islam serta melarang cadar (burkak). MUI menyebut langkah pemerintah Sri Lanka tersebut sebagai tindakan terorism by state.

"Mengecam dengan keras sikap dan tindakan pemerintah Sri Lanka yang menyinggung dan menyakiti hati umat Islam sedunia," ujar Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, Minggu (14/3/2021).

Advertisement

Menurut Anwar, tidak adil rasanya menutup sekolah Islam dan melarang burkak atau cadar hanya karena perbuatan segelintir orang. "Tindakan radikal dan terorisme yang dilakukan oleh negara terhadap umat Islam Sri Lanka. Oleh karena itu, umat Islam di Indonesia mengimbau supaya pemerintah Sri Lanka menghormati hak-hak orang Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya," jelas Anwar.

Baca juga: Sri Lanka akan Larang Cadar dan Tutup Banyak Sekolah Islam

Advertisement

Baca juga: Sri Lanka akan Larang Cadar dan Tutup Banyak Sekolah Islam

Anwar Abbas khawatir tindakan Sri Lanka akan memantik emosi umat Islam di berbagai belahan dunia. Otoritas Sri Lanka dinilai tidak objektif dan mengalami ketakutan yang berlebihan sehingga kehilangan rasionalitas dalam menyikapi suatu hal.

"Menurut saya ini mencerminkan Islamicphobia. Jadi pemerintah Sri Lanka mengembangkan Islamicphobia," terang Anwar Abbas.

Advertisement

1.000 Sekolah Islam

Dilansir Reuters, Minggu, alasan Sri Lanka akan menutup sekolah Islam dan melarang penggunaan burkak adalah demi "keamanan nasional".

Hal itu disampaikan oleh Menteri Keamanan Publik, Sarath Weerasekera, dalam suatu konferensi pers. Sarath menyampaikan pihaknya sudah menandatangani rencana tersebut.

Baca juga: Ngeri! Ada Bagian Tubuh di Kontainer Limbah di Sri Lanka

Advertisement

"Dulu, perempuan dan gadis muslim tidak pernah mengenakan burkak. Itu adalah tanda ekstremisme agama yang muncul baru-baru ini. Kami pasti akan melarangnya," kata Sarath.

Sarath juga menegaskan pemerintah akan menutup lebih dari seribu sekolah Islam. "Tidak ada yang bisa membuka sekolah dan mengajarkan apa pun yang Anda inginkan kepada anak-anak," katanya.

Pemakaian burkak dilarang di Sri Lanka karena pada 2019 terjadi pengeboman gereja dan hotel oleh kelompok militan Islam. Peristiwa itu menewaskan lebih dari 250 orang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif