News
Minggu, 4 Agustus 2013 - 17:30 WIB

MUDIK LEBARAN 2013 : Nah Lho! Mudik Gratis Kemenhub Dipungli

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemudik beristirahat sembari menunggu sepeda motor miliknya yang belum sampai di Kantor Dishubkominfo Wonogiri, Minggu (4/8/2013). (Tika Sekar Arum/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Selain diwarnai kejadian pencurian yang diduga dilakukan penumpang gelap, kegiatan mudik gratis sepeda motor Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga diwarnai pungutan liar (pungli).

Pungli dilaporkan juga terjadi pada bus nomor 4, tempat kasus pencurian terjadi. Informasi yang dihimpun Solopos.com, dari para pemudik peserta program mudik gratis Kemenhub, di Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Wonogiri, Minggu (4/8), para pemudik diminta memberi uang sumbangan suka rela untuk sopir.

Advertisement

Kendati dikatakan bentuknya suka rela, hampir semua pemudik menyerahkan uang Rp10.000.

Salah satu pemudik program mudik gratis Kemenhub, Puji, mengatakan kru bus meminta penumpang memberikan uang seikhlasnya untuk sopir saat perjalanan.

Padahal sebelum perjalanan, pihak Kemenhub tidak pernah menyebut bahwa peserta mudik gratis harus membayar sejumlah uang untuk sopir.

Advertisement

“Dalam benak kami kan sopir pasti sudah dapat dari Kemenhub. Tapi, karena diminta seikhlasnya untuk sopir dan nilainya pun tidak terlalu besar, saya ya mau saja. Saya ikut penumpang yang lain, menyerahkan Rp10.000,” beber Puji, saat ditemui Solopos.com, di Kantor Dishubkominfo Wonogiri, Minggu (4/8/2013).

Selain pungli, ada juga sopir yang nakal dengan menaikkan penumpang di jalan. Parmi, peserta mudik gratis Kemenhub, mengatakan di bus yang dia naiki, sopir menaikkan satu penumpang di jalan.

Di bus nomor 9 tersebut memang hanya 22 kursi yang terisi, dari sedikitnya 50 kursi tersedia. Menurut Parmi, saat itu penumpang baru tersebut diminta membayar ongkos Rp100.000.

Advertisement

“Saya hanya tahu ada satu penumpang di luar rombongan yang boleh naik. Dia diminta bayar Rp100.000. Saya bersyukur di bus saya tidak ada kejadian pencurian seperti yang terjadi di bus lain,” ungkap Parmi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif