News
Senin, 21 September 2015 - 15:00 WIB

MRT JAKARTA : Jokowi: 30 Tahun Lagi Orang Indonesia Sudah Kaya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pekerjaan pondasi proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Dok/JIBI/Bisnis)

MRT Jakarta resmi memasuki tahap pengeboran. Saat peresmian, Jokowi teringat soal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi pada 10-30 tahun mendatang, seluruh masyarakat Indonesia sudah kaya. Saat itu, untuk membayar tarif Rp300.000 untuk transportasi massal kereta cepat bisa dilakukan sambil tidur.

Advertisement

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat menanggapi dinamika rencana proyek kereta cepat yang mendapat banyak kritik dari berbagai pihak. Salah satu yang diributkan adalah ongkos yang terlalu mahal, yakni Rp200.000-Rp300.000 untuk Jakarta-Bandung kemungkinan tidak laku.

Perhitungan Presiden Jokowi, kalau transportasi kereta cepat sudah berjalan, 10-30 tahun akan datang ongkos sebesar itu relatif terjangkau oleh masyarakat.

“Ada yang mengatakan, enggak mungkin bisa bayar Rp200.000-300.000, ya itu kan sekarang, 10-30 tahun akan datang, orang-orang kita sudah kaya semuanya, Rp300.000 sambil tidur bayar masih berani,” katanya dalam sambutan peresmian mesin bor MRT di Jakarta, Senin (21/9/2015).

Advertisement

Intinya, Presidenn Jokowi mendorong agar pembangunan transportasi massal segera direalisasikan meskipun tidak mendatangkan keuntungan. Memang dalam mewujudkannya tidak mudah. Berbagai kendala harus dihadapi termasuk wacana dari pengamat dan praktisi transportasi yang sering membuat ragu.

MRT Jakarta adalah salah satunya. Ketika akan dimulai pembangunannya pada Oktober 2013 lalu, banyak komentar dari ahli transportasi bahwa proyek tersebut bakal menimbulkan kemacetan luar biasa di pusat kota. Selain itu, konstruksi jalur bawah tanah bisa jadi persoalan mengingat Jakarta langganan banjir.

“Jangan-jangan nanti ambrol, macet, jangan. Itu bukan urusan kita, sudah ada ahlinya itu. Jangan berikan perkiraan-perkiraan, wongkita belum kerjakan. Pengamat-pengamat itu sering nakut-nakutin, kalau kita dengerin terus ya ragu-ragu, enggak jalan jalan. Negara lain enggak ada masalah kok, kok kita ragu memutuskan,” ujar Presiden.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif