News
Rabu, 6 Juli 2022 - 16:15 WIB

MPR dan MIH UMS Gelar Seminar Bahas Aktualisasi Pancasila

Bc  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). (Instagram/@umsurakarta)

Solopos.com, SOLO-Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bekerja sama dengan Magister Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta (MIH UMS), Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (Mahutama), dan Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIS) menyelenggarakan Seminar Nasional dan Call for Papers dengan Tema Aktualisasi Pancasila Dalam Sistem Demokrasi Konstitusional Indonesia.

Kegiatan yang diadakan pada Selasa-Rabu (5-6/7/2022) ini dibagi ke dalam tiga sesi. Sesi pertama adalah Seminar Nasional yang menghadirkan satu Keynote Speaker dan lima tokoh nasional lain sebagai narasumber. Bertindak sebagai Keynote Speaker adalah Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Periode 2019-2024 Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, Lc, MA.

Advertisement

Baca Juga: Sukses Digelar! Peserta Lomba Inovasi Pendidikan UMS Sampai Luar Negeri

Sedangkan untuk narasumber seminar yang diadakan MPR dan MIH UMS ini antara lain Prof. Dr. M Din Syamsuddin, MA (Pakar Politik Islam/Guru Besar FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), Prof. Sofyan Effendi, MPA, PhD (Pakar Ilmu Pemerintahan/Guru Besar FISIPOL Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum. (Pakar Hukum Tata Negara/Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta), Dr. Ma’ruf Cahyono, S.H., M.H (Sekretaris Jenderal MPR-RI), dan Dr. Ma’mun Murod, M.Si. (Pakar Politik /Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta).

Advertisement

Sedangkan untuk narasumber seminar yang diadakan MPR dan MIH UMS ini antara lain Prof. Dr. M Din Syamsuddin, MA (Pakar Politik Islam/Guru Besar FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), Prof. Sofyan Effendi, MPA, PhD (Pakar Ilmu Pemerintahan/Guru Besar FISIPOL Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum. (Pakar Hukum Tata Negara/Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta), Dr. Ma’ruf Cahyono, S.H., M.H (Sekretaris Jenderal MPR-RI), dan Dr. Ma’mun Murod, M.Si. (Pakar Politik /Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta).

Pada sesi yang kedua dilanjutkan dengan kegiatan diskusi panel, tujuan dari kegiatan ini adalah agar para peserta yang telah membuat makalah/paper dapat mendiskusikan pemikirannya dengan para panelis. Total peserta hadir pada kegiatan panel ini berjumlah 36 orang yang berasal dari berbagai penjuru di Indonesia.

Baca Juga: Apresiasi Prestasi Mahasiswa, UMS Gelar Student Achievement Award 2022

Advertisement

Pada sesi terakhir kegiatan ini adalah perumusan dan pembacaan hasil seminar dan diskusi panel. Pada sesi ini masing-masing perwakilan kelompok panel memberikan sumbangsih pemikiran tentang bagaimana seharusnya Pancasila diaktualisasikan dalam sistem demokrasi konstitusional Indonesia. Di penghujung acara ini, hasil seminar dan diskusi panel disampaikan oleh Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari yang merupakan Guru Besar dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Berikut ini hasil seminar dan diskusi panel yang diadakan MPR dan MIH UMS seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Solopos.com pada Rabu (6/7/2022):

Pertama, Pancasila adalah perwujudan darul ahdi wa syahadah yang meyakini Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia (darul ahdi) yang sudah selesai disepakati pada tanggal 18 Agustus 1945 dan karenanya Pancasila harus diaktualkan sebagai bentuk kesaksian (darul syahadah) dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan;

Advertisement

Kedua, demokrasi konstitusional Indonesia adalah demokrasi permusyawaratan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Oleh karenanya demokrasi konstitusional Indonesia bukan saja terwujud dalam bentuk demokrasi politik, tetapi juga bentuk demokrasi ekonomi.

Ketiga, Sistem demokrasi yang berkembang setelah Amandemen UUD NRI Tahun 1945 belum sepenuhnya mengaktualkan nilai-nilai Pancasila yang ditandai dengan berkembangnya kecenderungan demokrasi berwatak liberal yang ditandai dengan menguatnya kekuatan oligarki ekonomi yang mengendalikan kehidupan politik dan pemerintahan yang pada gilirannya melahirkan kebijakan-kebijakan tidak berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

Baca Juga: Jadi Venue ASEAN Para Games, Menpora Terpesona Kemegahan Edutorium UMS

Advertisement

Keempat, aktualisasi Pancasila harus dilakukan secara komprehensif di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni mulai dari aspek aktualisasi Pancasila dalam Perubahan UUD 1945, Sistem Pemerintahan Negara, Sistem Hukum dan Perundang-undangan.

Kelima, amandemen UUD NRI Tahun 1945 perlu mengidupkan kembali sistem perencanaan negara secara kolektif dalam bentuk Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) serta penguatan MPR sebagai Lembaga negara yang memiliki kewenangan tertinggi;  Pancasila harus menjadi sumber bagi etika kehidupan bangsa yang diwujudkan dalam semangat penyelenggara negara yang baik dan bersih dari KKN.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif