Solopos.com, TUNIS – Keberadaan kaum homoseksual masih dianggap sebagai hal yang tabu bagi sebagian kalangan. Sampai saat ini, masih ada sejumlah negara yang menolak keberadaan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), termasuk Tunisia.
Meski demikian, seorang gay bernama Mounir Baatour berani mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden (pilpres) Tunisia November 2019 mendatang. Selama ini, Mounir Baatour bekerja sebagai pengacara.
Mounir Baatour juga menjabat sebagai ketua Partai Liberal Tunisia. Dia mengumumkan pencalonan diri pada Pilpres 2019 lewat Facebook. Dikutip dari The Arab News, Senin (8/7/2019), Mounir Baatour dan partainya memperjuangkan perdamaian untuk urusan dalam dan luar negeri. Dia juga menyerukan agar masyarakat Tunisia lebih perhatian terhadap budaya, identitas, dan keyakinan.
Mounir Baatour menjadi gay pertama di dunia Arab yang mencalonkan diri dalam pilpres. Padahal, sebagian besar negara Arab melarang keberadaan kaum homoseksual. Mereka bahkan melakukan banyak tekanan terhadap hak-hak kaum LGBT.
Selama ini, Mounir Baartour dikenal sebagai sosok yang vokal memperjuangkan hak-hak LGBT di Tunisia dan Afrika. Dia merupakan salah satu pendiri organisasi yang memperjuangkan kesetaraan LGBT, Shams. Dia bahkan pernah ditangkap atas tuduhan sodomi pada 2013. Akibat tuduhan itu, dia dijebloskan ke penjara selama enam bulan.