News
Rabu, 26 Oktober 2011 - 16:14 WIB

Mortir sisa Perang Dunia II diledakkan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Kulonprogo (Solopos.com) – Sebuah mortir seberat 1,5 kilogram yang ditengarai merupakan peninggalan Perang Dunia II, Rabu (26/10/2011) diledakkan di Lapangan Sanun, Kecamatan Sentolo.

PERSIAPAN -- Personel Sat Brimob Polda DIY menyiapkan mortir temuan yang akan diledakkan di Lapangan Sanun, Sentolo, Kulonprogo, Rabu (26/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Arief Junianto)

Advertisement
Meski bisa dibilang mortir itu setua negara ini, namun proyektil yang berdiameter 5 sentimeter dan panjang 20 sentimeter serta tergolong high exlosive atau berdaya ledak tinggi tersebut masih aktif. ”Terbukti bahan peledak yang ada di dalamnya langsung terpicu oleh alat yang kami pasang saat peledakan tadi,” tegas Iptu Suripto, Waka Sub Detasemen Gegana Sat Brimob Polda DIY seusai peledakan. Lantaran daya ledaknya yang cukup besar, mortir tersebut memiliki daya ledak dengan radius minimal 30 meter. ”Karena memang fungsinya untuk penghancuran bangunan,” imbuhnya.

MELEDAK -- Mortir temuan warga saat pembangunan pondasi rumah terlihat meledak setelah dipicu dengan detonator yang dipasang personel Brimob. (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Sementara Kanitreskrim Polsek Sentolo AKP Rubingan mengatakan bahwa mortir tersebut dibawa ke Polsek oleh Ngatijan, salah seorang anggota Koramil Sentolo Senin (25/10/2011) sekitar pukul 17.00. Menurut pengakuannya, mortir tersebut ditemukan di proyek pembangunan pondasi rumah milik Bahrowi di Dusun Ploso, Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo.
Advertisement

Sutiyo, 28, warga RT 09/05 Dusun Ploso, adalah penemunya dan menunjukkan lokasi mortir yang ditemukannya saat menggali tanah untuk pondasi. ”Saya menemukan benda itu Senin sekitar pukul 09.00,” ujarnya. Saat ditemukan pertama kali, mortir tersebut berada di bawah lapisan tanah dengan kedalaman kurang lebih sekitar 15 cm dari permukaan tanah. ”Kok ya untungnya tidak kena pacul ,” ujarnya. Lantaran curiga dan khawatir dengan bentuknya yang mirip rudal kecil tersebut, dirinya kemudian menempatkan benda itu di tempat yang teduh dengan tujuan agar tidak terjadi ledakan. ”Saya takut meledak,” katanya.

Barulah sore harinya, dia meminta bantuan Ngatijan untuk membawa benda tersebut ke Polsek Sentolo yang kemudian berkoordinasi dengan Polres Kulonprogo untuk mendatangkan tim Gegana dari Satbrimob Polda DIY guna penindaklanjutan terhadap mortir tersebut. ”Itulah, saya berharap masyarakat yang menemukan benda-benda mencurigakan, jangan ditangani sendiri. Langsung hubungi pihak yang berwajib,” imbau AKP Rubingan kemudian.

JIBI/Harian Jogja/ari

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif