News
Rabu, 13 Februari 2013 - 20:55 WIB

MONOREL JAKARTA: Jokowi Inginkan Produk Dalam Negeri Diutamakan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono (paling kanan), Wakil Menteri Perindustrian Alex SW.Retraubun, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar dan Presiden Director PT Melu Bangun Wiweka (MBW) Kusnan Nuryadi berbincang sebelum menaiki monorel buatan PT MBW untuk uji coba, di workshop MBW, Cibitung, Bekasi, Senin (11/2/2013). PT MBW mampu memproduksi prototipe monorel yang diklaim hanya butuh modal Rp150 miliar per km dengan tarif diperkirakan Rp7.000-Rp12.000. (JIBI/Bisnis Indonesia/Berliana Elisabeth S)

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono (paling kanan), Wakil Menteri Perindustrian Alex SW.Retraubun, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar dan Presiden Director PT Melu Bangun Wiweka (MBW) Kusnan Nuryadi berbincang sebelum menaiki monorel buatan PT MBW untuk uji coba di workshop MBW, Cibitung, Bekasi, Senin (11/2/2013). PT MBW mampu memproduksi prototipe monorel yang diklaim hanya butuh modal Rp150 miliar per km dengan tarif diperkirakan Rp7.000-Rp12.000. (JIBI/Bisnis Indonesia/Berliana Elisabeth S)

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan bahwa proyek pembangunan jaringan transportasi massal monorel harus menggunakan produk dalam negeri. Salah satu ketertarikan Jokowi adalah produk monorel dalam negeri yang sudah dibangun prototipenya oleh PT Melu Bangun Wiweka di Bekasi.
Advertisement

Menurutnya produk monorel asal Bekasi itu dipandang sebagai sesuatu yang menarik dan patut untuk digunakan.

Lebih lanjut dijelaskan, saat ini PT Jakarta Monorel tinggal menyelesaikan salah satu dokumen untuk proses akhir. Lanjutnya, setelah semuanya selesai akan diarahkan untuk memilih produk dalam negeri.

“Kalau sudah komplit akan saya arahkan untuk menggunakan produk dalam negeri,” ujar Jokowi, Rabu (13/2/2013).

Advertisement

Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan penggunaan produk dalam negeri tersebut disesuaikan dengan kemampuan produk yang dihasilkan. Misalnya untuk peranti persinyalan belum bisa dari produk dalam negeri maka gerbongnya yang digunakan. “Tidak usah komplet tetapi step by step. Jadi penggunaan produk dalam negeri wajib hukumnya,” jelas Jokowi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif