News
Selasa, 13 Agustus 2019 - 10:30 WIB

Miris! 274.502 Orang Kena ISPA Gara-Gara Kebakaran Lahan di Sumsel

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, PALEMBANG – Penderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA di Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 274.502 orang selama periode Januari–Juni 2019. Sakit ISPA tersebut dipicu karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini, mengatakan, penyakit ISPA cenderung rentan menyerang saat musim kemarau yang memicu terjadinya karhutla di beberapa lokasi di Sumsel.

Advertisement

“Kami sudah mengirim imbauan kepada pemerintah daerah untuk menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi terjadinya kabut asap menjelang puncak musim kemarau,” kata dia sebagaimana dilansir Antara, Senin (13/8/2019).

Menurut Lesty, Kota Palembang menjadi daerah paling tinggi jumlah penderita ISPA yang mencapai 80.162 orang selama periode tersebut.

Kemudian, disusul Banyuasin dengan penderita mencapai 36.871 orang, Muara Enim sejumlah 35.405 orang, Musi Banyuasin 21.871 orang dan Ogan Komering Ilir 13.292 orang.

Advertisement

Ia mengemukakan, daerah yang paling rawan terdampak oleh kabut asap yakni Palembang, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Lahat.

“Untuk Palembang sebenarnya bukan sumber asap, namun menjadi wilayah paling parah terdampak asap seperti yang terjadi pada 2015 kemarin. Arah angin dari sumber asap yakni di OKI dan Ogan Ilir membawa asap hingga ke Palembang,” ujar Lesty.

Secara bulanan, bulan April menjadi masa paling parah dengan jumlah 54.409 penderita, disusul Maret dengan 54.237 penderita, sebanyak 50.837 penderita pada Februari, Januari 44.142, Mei dengan 40.459 penderita dan 30.418 penderita pada Juni.

Advertisement

Lesty menjelaskan ISPA bukan hanya disebabkan oleh kabut asap, namun virus yang menyerang sistem pernapasan pun bisa menyebabkan ISPA.

Namun demikian, kata dia, kabut asap yang membawa partikel kebakaran itu akan memperburuk potensi penderita bertambah.

“Dengan datangnya musim kemarau, potensi karhutla menyebabkan terjadinya kabut asap pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu kami sudah melakukan sejumlah antisipasi pencegahan dan penanggulangan,” kata dia.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif