News
Minggu, 29 Januari 2017 - 22:00 WIB

Merasa Diabaikan, Pengusaha Kecewa Hasil Debat Pilkada Jakarta

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak)

Kalangan pengusaha mengaku kecewa terhadap hasil debat Pilkada Jakarta yang dinilai tak membahas kepentingan pelaku usaha.

Solopos.com, JAKARTA — Para pelaku usaha di Ibu Kota Jakarta mengaku sangat kecewa terhadap hasil debat publik Pilkada Jakarta 2017 jilid II yang digelar KPU DKI Jakarta, Jumat (28/1/2017) malam. Pasalnya, dari dua kali debat, tidak ada sama sekali materi yang menyangkut secara teknis membahas kepentingan dunia usaha.

Advertisement

Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang semula sangat berharap dalam debat tahap kedua itu, kepentingan dunia usaha dapat terakomodir, mengingat tema yang diusung sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi pengusaha saat ini.

“Namun ternyata sangat jauh dari harapan. Pelaku usaha sangat kecewa terhadap materi debat. Dua kali debat, tidak ada sama sekali materi yang menyangkut secara teknis membahas kepentingan dunia usaha di Jakarta,” kata Sarman.

Menurut, KPU DKI Jakarta juga turut andil dalam timbulnya kekecewaan tersebut, lantaran dianggap tidak peka dengan kondisi Kota Jakarta sebagai kota jasa. Di mana isu kemiskinan, penganguran, kesenjangan, pembangunan infrastruktur, semuanya bermuara dari permasalahan ekonomi.

Advertisement

“Kepentingan pelaku usaha sangat terabaikan dalam dua kali debat cagub/cawagub DKI Jakarta. Kami tidak menemukan apa strategi pasangan calon dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta dan mau dibawa kemana ekonomi Jakarta,” terangnya.

Lantaran aspirasi pengusaha tidak terakomodir, Kadin DKI Jakarta berencana mengundang ketiga paslon untuk mengadakan penajaman visi dan misi dibidang pembangunan Ekonomi Jakarta. Pihaknya berharap, ketiga pasangan calon dapat hadir sesuai dengan rencana penyelengaraan 3 Februari 2017.

“Kami ingin lakukan ini karena ingin mendengar langsung jawaban yang tegas dan subtansi serta solutif,” tegasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif