Langkah ini diambil untuk memperlancar proses evakuasi dan pengamanan korban jika Merapi kembali meletus. Ratusan personel Brimob itu bejraga-jaga di radius 10 km dari puncak Gunung Merapi.
“Ini untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi letusan kembali dan wedus gembel turun,” tegas Budianto(39) salah seorang anggota Brimob yang berjaga-jaga di Kantor Desa Kemiren kepada detikcom, Sabtu (30/10).
Budianto menambahkan di setiap desa disiagakan 1 peleton Brimob dan 1 truk. Kendaraan besar itu disiapkan untuk mengevakuasi puluhan warga yang masih menjaga pemukiman warga.
Seperti dilansir detikcom, begitu memasuki Desa Kemiren terpasang sebuah papan bertuliskan ‘Awas Dilarang Masuk, Bagi Yang Tidak Berkepntingan Mohon Balik Kanan”.
Sejumlah orang menutup akses naik ke desa menuju puncak dengan jalan memasang portal dan kursi di tengah-tengah jalan.
“Kita di sini berjaga supaya tidak ada orang masuk kampung. Selain itu menjaga rumah yang dalam keadaan kosong sedang ditinggal mengungsi,” tegas Hariyanto, 44, salah seorang warga Kemiren, Kecamatan Srumbung, Magelang.
Seperti diberitakan sebelumnya, letusan Merapi semalam terdengar sangat keras. Hal tersebut membuat warga yang tinggal di pemukiman maupun pengungsian di sekitar lereng Merapi panik.
Letusan tersebut menyebabkan sejumlah kawasan di sekitar Merapi diselimuti abu vulkanik yang cukup tebal. Hujan abu bahkan sampai ke wilayah Bantul, yang berjarak sekitar 60 Km dari Merapi.
dtc/nad