News
Jumat, 30 Oktober 2020 - 00:30 WIB

Menlu AS Ingatkan Ancaman Partai Komunis China ke Ormas Islam Indonesia

Nyoman Ary Wahyudi  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tiba di Indonesia, Kamis (29/10/2020). (Bisnis-Nancy Junita@SecPompeo)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Kamis (29/10/2020), berpidato di hadapan perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam di sela-sela lawatannya ke Indonesia. Menlu AS sempat menyinggung tentang Partai Komunis China yang mengancaman kebebasan beragama.

Kehadiran perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam Indonesia ke hadapan Menlu AS Mike Pompeo itu sesuai undangan forum yang digelar Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Dalam kesempatan itu, Mike berpidato dan menyebut Chinese Communist Party (CCP) atau Partai Komunis China (PKC) sebagai ancaman serius ter.

Advertisement

CEO Agensi Song Ha-ye Dicurigai di Balik Kasus Bullying Park Kyung

“Ancaman terbesar terhadap masa depan kebebasan beragama adalah Partai Komunis China yang berperang melawan seluruh orang beriman, baik itu Muslim, Budhis, Kristian dan lainnya. PKC yang ateis itu berusaha mewajarkan kebrutalan mereka terhadap muslim Uighur di Xinjiang sebagai bagian dari tindakan perlawanan terhadap terorisme,” kata Mike.

Selain itu, Menlu AS Mike Pompeo menambahkan Partai Komunis China menggunakan program pengentasan kemiskinan sebagai alat pembenaran atas kekerasan terhadap Muslim Uighur. “Tetapi kita tahu tidak ada tindakan perlawanan terhadap terorisme yang dapat dibenarkan untuk memaksa Muslim Uighur makan babi selama Ramadhan atau menghancurkan tempat makam orang muslim,” ujarnya.

Advertisement

Hati Nurani

Setelah bercerita panjang lebar, dia meminta kepada hadirin yang menyimak untuk menyelidiki hati mereka masing-masing. Maksudnya, untuk menilai secara personal apakah tindakan PKC itu dapat dibenarkan di hadapan nilai kebebasan beragama dan kemanusiaan.

“Ketika kamu mendegar argumentasi ini coba selidiki hati mu, berdasarkan fakta-fakta dan cerita dari para penyintas. Coba pikirkan bagaimana pemerintahan otoriter memperlakukan orang yang menentang aturan seperti itu,” kata dia.

4 Rekomendasi Drama Thailand yang Diadaptasi dari Drama Korea

Advertisement

Sebelumnya, dia mengatakan, Amerika Serikat telah meminta Vatikan untuk bersuara lantang terkait hak kebebasan beragama dan memajukan nilai-nilai kemanusiaan. Menurut dia, dunia saat ini memerlukan lebih banyak lagi tokoh agama sekaligus saksi moral.

“Saya meminta kepada Vatikan untuk berbicara terkait hak beragama kepada para minoritas yang dipersekusi di mana saja. Kita membutuhkan lebih banyak lagi tokoh agama yang berbicara sebagai saksi moral,” kata dia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif