Jakarta– Menteri Komunikasi dan Informatika, M. Nuh, menghimbau kepada media di tanah air untuk lebih santun dalam memberitakan gempa dan dampaknya di Sumatera Barat (Sumbar).
“Mohon kepada rekan-rekan media penyiaran agar pemberitaan dapat dikemas dengan lebih santun,” kata M. Nuh, di Jakarta, Jumat (9/10).
Ia mencontohkan, korban gempa misalnya hendaknya disebut dengan korban meninggal bukan korban tewas.
Menurut dia, penyebutan kata-kata yang lebih santun merupakan bentuk simpati kepada korban mengingat peristiwa itu merupakan duka yang mendalam khususnya bagi keluarga korban.
“Orang meninggal akibat gempa jelas menyedihkan, jangan dibilang tewas,” katanya.
Penayangan jenazah korban yang berlebihan juga dinilai mengundang kedukaan yang berlebihan bagi keluarga korban.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau gara penayangan tentang hal seperti itu dikurangi.
Pihaknya juga menekankan pentingnya akurasi data karena data yang salah akan sangat fatal akibatnya.
“Mohon untuk selalu melakukan croscek data agar tidak terjadi kesimpang-siuran,” katanya.
Mestinya media mengambil peran untuk menyuarakan ataupun menyambungkan satu titik sumber informasi ke titik lain dalam memproduksi berita.
Oleh karena itu, idealnya media mengambil sikap untuk selalu menampakkan empatinya terhadap kejadian gempa di Sumbar termasuk dampak yang ditimbulkannya.
ant/fid