News
Kamis, 15 April 2021 - 09:26 WIB

Mengupas Lebih Dalam Vaksin Nusantara, Bersifat Personal Dan Berbiaya Supermahal

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - eks Menkes, Terawan Agus Putranto, yang menggagas Vaksin Nusantara. (detik.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Vaksin Nusantara kembali menjadi isu hangat belakangan ini setelah sejumlah anggota DPR dan tokoh publik secara sukarela menjadi sampel uji coba vaksin besutan Terawan Agus Putranto ini. Sebut saja mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo dan politikus senior Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menjadi beberapa tokoh yang sudah disuntik Vaksin Nusantara.

Vaksin Nusantara memang berbeda dengan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan vaksin kebanyakan. Vaksin Nusantara menggunakan sel dendritik untuk memicu imun tubuh terhadap Covid-19.

Advertisement

Jika pada merek lain satu vaksin bisa digunakan buat hampir semua kalangan, tapi tidak dengan Vaksin Nusantara. Vaksin yang dikembangkan Terawan bersama Universitas Diponegoro dan RSUP dr Kariadi Semarang bekerja sama dengan AIVITA Biomedical Inc. asal AS ini bersifat personal alias individual. Satu vaksin hanya bisa digunakan untuk satu sasaran. Artinya, setiap orang akan menerima vaksin yang berbeda.

Baca Juga: BPOM Bongkar Kekurangan Vaksin Nusantara yang Dibela Mati-Matian DPR

Advertisement

Baca Juga: BPOM Bongkar Kekurangan Vaksin Nusantara yang Dibela Mati-Matian DPR

Mengutip laporan CNN Indonesia.com, teknis pemberina Vaksin Nusantara seperti ini; setiap orang akan diambil sampel darah, lalu darah itu dipaparkan dengan kit vaksin yang sel dendritik.

Hasilnya kemudian akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus Corona. Karena bersifat personal, maka sel dendritik dari sukarelawan tidak bisa diberikan kepada sukarelawan lainnya.

Advertisement

Biaya Supermahal

Menurut Terawan, sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Sel itu akan memicu sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2. Metode sel dendritik merupakan metode yang kerap digunakan dalam pengobatan kanker.

Baca Juga: Sejumlah Anggota DPR Nekat Minta Disuntik Vaksin Nusantara Meski Belum Kantongi Izin

Masih mengutip CNN Indonesia, Vaksin dengan metode dendritik disebut sangat mahal. Pada satu orang pasien yang diobati dengan metode itu bisa mencapai Rp1 miliar.

Advertisement

Mahalnya metode tersebut terkait dengan prosesnya yang rumit. Para ahli harus mengambil darah, memisahkan sel, menumbuhkan dan memperbanyak sel dendritik lalu dimasukan lagi ke tubuh.

Vaksin ini dikembangkan dan didesain menjadi vaksin yang dapat digunakan seluruh golongan usia, baik tua maupun muda. Tidak hanya itu pengembang juga mendesain vaksin untuk dapat digunakan pada orang dengan komorbid.

Baac Juga: Vaksin Nusantara Dihentikan, Begini Respons Ganjar

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif