News
Sabtu, 23 Oktober 2010 - 17:22 WIB

Mendiknas resmikan 7 PKBM di Sabah Malaysia

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kota Kinabalu–Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh meresmikan tujuh unit Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Community Learning Center di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, Jumat (22/10) malam.

Fasilitas pembelajaran nonformal dibawah payung Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) ini ditujukan untuk anak-anak para tenaga kerja Indonesia (TKI) wilayah kerja Sabah, Malaysia.

Advertisement

“Tugas pemerintah memberikan kepastian, memberikan layanan kepada siapapun warga bangsa Indonesia di manapun berada. Kita punya kewajiban memberikan layanan pendidikan,” kata Mendiknas pada rilis yang diterima Espos dari mediacenterdiknas Kemendiknas, Sabtu (23/10).

Hadir pada acara Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kemdiknas Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas Suyanto, Direktur Pembinaan SMP Kemdiknas Didik Suhardi, Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Tatang B.Razak, Atase Pendidikan Kedutaan Indonesia di Malaysia M.Imran Hanafi, dan Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu Soepeno Sahid.

Advertisement

Hadir pada acara Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kemdiknas Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas Suyanto, Direktur Pembinaan SMP Kemdiknas Didik Suhardi, Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Tatang B.Razak, Atase Pendidikan Kedutaan Indonesia di Malaysia M.Imran Hanafi, dan Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu Soepeno Sahid.

Acara peresmian dirangkai dialog Mendiknas dengan para guru, siswa, dan orang tua siswa . Mendiknas menyampaikan penghargaan kepada para guru yang telah mendidik siswa, sehingga masih bisa menikmati pendidikan.

“Yang penting terus belajar. Kami bersama-sama Pak Konsul, Pak Wakil Dubes dan kawan-kawan yang lain terus memberikan layanan agar adik-adik kita, sekali lagi, meskipun agak jauh dari negeri kita, tetap mendapatkan layanan pendidikan,” ujar Mendiknas diselingi iringan musik gamelan musik Kyai Kanjeng, yang didatangkan khusus dari Indonesia untuk menghibur warga belajar di Kota Kinabalu.

Advertisement

Mereka kebanyakan berasal dari Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Selebihnya dari Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya di Indonesia.

Unit PKBM yang diresmikan Mendiknas, telah mulai menyelenggarakan pendidikan Paket A setingkat sekolah dasar anak usia 6-13 tahun sejak 2008.
Kegiatan lain yang digelar adalah Ujian Nasional Pendidikan Kesetaran Paket A di bawah naungan SIKK. Saat ini siswanya telah mencapai 1.000 orang lebih. Adapun guru-gurunya berasal dari masyarakat dan sukarelawan. Rata-rata ada tiga guru di setiap PKBM.

Soepeno menyampaikan terkait pendidikan anak-anak TKI di Sabah tercatat 51 ribu anak usia sekolah dan 10 diantaranya telah mengikuti pendidikan baik formal maupun nonformal. Untuk SIKK, kata dia, saat ini memiliki siswa 350 lebih.

Advertisement

“Animo anak TKI di Kota Kinabalu dan sekitarnya besar sekali. Bahkan untuk tahun ajaran 2010 ini kita sempat menolak karena keterbatasan tempat,” imbuhnya.

Namun, kata Soepeno, pada tahun depan gedung SIKK akan dibangun di komplek KKIP untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan, sehingga secara bertahap anak-anak dapat mengenyam pendidikan dasar sewajarnya.

“Dari 51 ribu kami baru mampu melayani 10 ribu. Sisanya masih cukup besar. Ini kewajiban kita bersama untuk memberikan akses pendidikan dasar kepada anak-anak kita di sini,” ujarnya.

Advertisement

Soepeno mengemukakan pihaknya akan memprioritaskan menyelenggarakan pendidikan di Kota Kinabalu bagi anak-anak TKI. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi 40 ribu lebih siswa, dia mentargetkan, setiap bulan ada 12-13 PKBM baru yang didirikan.

“Satu PKBM maksimum daya tampungnya 100 orang. Diharapkan, program ini selesai dalam tiga tahun,” terangnyanya.

Indonesia mulai tahun 2009 mulai mengirimkan guru sebanyak 39 orang. Total guru yang telah dikirim sampai saat ini sebanyak 108 orang. Para guru tersebut diperbantukan ke lembaga swadaya masyarakat (LSM) HUMANA, sebuah LSM lokal yang telah terakreditasi Pemerintah Negeri Sabah untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak warga negara Indonesia

nad/*

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif