News
Rabu, 16 Agustus 2023 - 17:31 WIB

Memaknai Filosofi Malam Tirakatan, Tradisi yang Lekat Menyambut 17-an

Aghniya Fitrisna Damartiasari  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tirakatan malam peringatan HUT RI. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Selain beragam jenis perlombaan, tirakatan juga menjadi kegiatan yang rutin diselenggarakan oleh masyarakat dalam menyambut  Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Mengutip karya tulis Dosen Prodi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Heri Priyatmoko, yang berjudul Malam Tirakatan dan Sejarah Kampung, Rabu (16/8/2023), tirakatan telah menjadi tradisi yang melekat di berbagai daerah yang ada di Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.

Advertisement

Kegiatan tersebut dilakukan pada malam sehari sebelum tanggal 17 Agustus. Tradisi malam tirakatan bahkan dianggap sebagai ritual wajib untuk merenungkan atau mengenang perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut, dikutip dari jogjaprov.go.id, hakikatnya bertirakat adalah perenungan agar dapat menjadi lebih baik dari hari ke hari. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X bahwa malam tirakatan hendaknya bisa menjadi sarana bagi masyarakat  di masa ini untuk berintrospeksi dan beretrospeksi.

Introspeksi yang dilakukan tentunya perihal bagaimana kita dapat menjaga jati diri bangsa serta memperkuat Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sedangkan retrospeksi dilakukan dengan nitik-laku, yakni menengok sejarah perjuangan bangsa serta meneladani perjuangan para pahlawan.

Advertisement

Malam tirakatan juga dapat dimaknai dengan membangun spiritual serta memperkuat iman agar bangsa ini mampu melewati segala macam permasalahan yang ada.

Prosesi tirakatan pun berbeda-beda di setiap wilayah. Di Kawasan Mlangi, Yogyakarta, tradisi tirakatan dilakukan dengan menggelar acara tahlilan. Sedangkan di kawasan Kauman, kegiatan tirakatan justru tidak dimeriahkan dengan kegiatan apa pun.

Lain di Yogyakarta, lain lagi di Solo. Setiap tanggal 17 Agustus dini hari, pemerintah daerah setempat biasa menyelenggarakan kegiatan yang dikenal dengan renungan suci dengan berziarah ke Taman Makam Pahlawan. Sedangkan di Malang, Jawa Timur, tirakatan dilakukan dengan berdoa, makan bersama, dan saling bertukar berkat.

Advertisement

Sedangkan jika dilihat dari kebudayaan nenek moyang di masa lalu, tirakatan merupakan tradisi yang erat dilakukan oleh masyarakat Jawa. Tirakatan menjadi sarana bagi orang-orang Jawa untuk menenangkan diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Dilansir dari ugm.ac.id, perbedaan pelaksanaan tradisi tirakatan di masing-masing daerah ini dipengaruhi oleh kultur, kebudayaan, serta dilihat dari faktor pemahaman keagamaan. Umumnya, tradisi tirakatan dilakukan sebagai bentuk rasa syukur karena keberhasilan bangsa ini mencapai kemerdekaannya.

Seiring berjalannya waktu, prosesi malam tirakatan kini diadakan dengan susunan acara yang lebih modern. Tak sekadar berintrospeksi, malam tirakatan juga dilakukan dengan berbagai kegiatan menarik seperti penampilan pentas seni oleh warga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif