News
Senin, 12 Oktober 2015 - 00:45 WIB

MAYAT BOCAH DALAM KARDUS : Begini Kisah Lengkap Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lokasi ditemukannya mayat bocah dalam kardus (Detik/Mei Amelia)

Mayat bocah dalam kardus diungkap polisi. Tersangka pelaku pembunuhan sadis itu tak lain tetangga korban.

Solopos.com, JAKARTA — Tragedi bocah perempuan, PNF, 9, yang ditemukan meninggal dunia dalam kardus di Rawa Lele, Kalideres, Jakarta, akhirnya terungkap. Polisi menetapkan tersangka bernama Agus Dermawan, 39, Jumat (9/10/2015) malam.

Advertisement

Agus yang merupakan ketua geng Boel Tacos itu kini sudah ditahan polisi. Kapolda Metro Irjen Pol. Tito Karnavian dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Sabtu (10/10), mengatakan polisi memiliki alat bukti kuat untuk menetapkan Agus sebagai tersangka.

“Ada beberapa hal kasus ini menarik, yaitu korbannya anak-anak, ada pelecehan seksual, dan dibungkus dalam kardus. Bagi Polri ini tantangan Polda Metro Jaya dalam tugas utuk memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat di wilayah hukum Polda Metro Jaya,” jelas Tito sebagaimana dikutip Detik.

Menurut Tito Karnavian, penetapan awal mula kasus ialah di mana pada Jumat (2/10) malam, warga menemukan kardus yang di dalamnya ada mayat anak perempuan berumur 9 tahun di Jl. Sahabat wilayah Kamal, Jakarta Barat. Kasus ini cukup menguncang perhatian publik dan ramai dibicarakan di media sosial.

Advertisement

“Pengungkapan kasus ini harga mati apapun risiko dan harganya. Oleh karena itu semenjak hari pertama Polda buat satuan tugas yang diketuai Dirkrimum Kombes Khrisna dan wakilnya Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol. Rudi. Saya apresiasi atas kerja keras,” terang dia.

Kelainan Seksual

Polisi menyebut Agus memiliki kelainan seksual suka pada anak kecil. “Pelaku penyuka seks menyimpang, paedofil,” terang Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Krishna Murti, di tempat yang sama. Ada 3 alat bukti yang membuat polisi menetapkan Agus Darmawan menjadi tersangka.

Pada saat mendatangi tempat penemuan jenazah bocah dalam kardus, polisi juga menemukan kardus teh gelas tak jauh dari jenazah. Dalam kardus tersebut terdapat barang-barang korban.

Advertisement

Salah satu barang korban yang ditemukan oleh polisi adalah kaus kaki. Dari kaus kaki tersebut, setelah diteliti di laboratorium forensik, ditemukan jaringan kulit Agus. Itu menjadi alat bukti pertama.

“Di kaus kaki tersebut ada epitel yang meninggalkan DNA, yang menggambarkan terduga pelaku AD,” ujar Khrisna.

Alat Bukti

Alat bukti kedua, polisi menemukan bercak darah di rumah Agus. Setelah diteliti di laboratorium, darah tersebut milik korban. Dan alat bukti ketiga adalah sperma yang ditemukan di kemaluan korban. Penemuan sperma ini tak mudah.

Advertisement

Tiga alat bukti ini kemudian ditunjukkan ke Agus. Namun pria bertato itu masih mengelak.

“Sampai tadi malam [Jumat] belum mengakui meski kami punya tiga alat bukti. Namun akhirnya sampai akhirnya dilakukan interogasi, kami tegaskan tanpa kekerasan, akhirnya tersangka mengakui perbuatannya,” tutur Khrisna.

Selain membeberkan metode penyidikan dan pengakuan Agus, ada juga barang bukti yang ditunjukkan. Barang bukti itu diletakan di meja.

Barang bukti yang disita berupa sepeda motor matic berpelat nomor B 3039 BTP berserta helm warna merah, solatif, baju, tungku pembakaran barang bukti, dan kardus yang digunakan untuk membungkus mayat bocah. Selain itu polisi juga menyita kawat kabel listrik sisa pembakaran, topi warna hitam, kaus dalam warna putih, sisa pembakaran buku pelajaran IPA kelas 2 SD, kaos lengan panjang warna hitam bermotif garis-garis kuning milik pelaku.

Advertisement

Khrisna menuturkan Agus memang memiliki sifat-sifat dasar kelainan seksual. Kepala geng Boel Tacos ini sering mengajak anak-anak sekitar tidur bareng di kamar yang gelap.

“Sering mengajak tidur bersama dengan anak laki-laki dan perempuan di kamar yang gelap, pintu dikunci,” kata Khrisna. Anak-anak sekitar sering juga diajak Agus main ke rumahnya atau sekadar membantu menjaga warung. Sejurus kemudian, Agus juga beberapa kali sering membelikan baju untuk anak perempuan.

“Dia juga mengajak anak-anak ikut memakai narkoba,” lanjut Krishna.

Pria bertato itu juga mengakui menyetubuhi korban karena pengaruh narkoba. Lantaran panik, Agus akhirnya tega membunuh korban.

Sementara itu Agus menjelaskan detik-detik membunuh korbannya.  “Saya ajak korban ke bedeng. Saya langsung suruh masuk kamar dan duduk di kasur,” kata Agus. Setelah masuk bedeng, korban lalu diperkosa oleh Agus. Korban berteriak, Agus pun panik dan membunuh korban dengan cara dijerat menggunakan seutas kabel.

Agus makin panik kemudian mengikat kaki korban. Tas, buku pelajaran, dan rok korban dibakar. “Abis itu saya masukin kardus dan saya buang,” ujarnya.

Advertisement

Ayah korban geram dengan tersangka dan tak menyangka pelaku yang dia kenal itu tega melakukan pembunuhan sadis.

“Saya enggak nyangka bener-bener Agus ini jadi pelaku, benar-benar tega. Saya itu kalau ketemu dia, ya biasa saja. Karena saya sering ketemu, saya tahu bagaimana dia itu. Enggak nyangka saja,” terang sang ayah yang ditemui di rumahnya.

Kasus Narkoba

Dia menyampaikan Agus memang seorang residivis kasus narkoba. Tapi itu tak membuat tetangga curiga dengan Agus. “Dari penglihatan saya, dia memang deket sama anak-anak. Enggak paham kalau dia macam-macam. Tapi, sekali lagi mas. Benar saya enggak nyangka. Enggak nyangka,” terang sang ayah sambil menangis.

“Saya sekarang pengen penegak hukum seberat-beratnya itu pelaku. Biar enggak ada lagi dah itu korban lagi. Kalau perlu hukum mati dah itu. Biar dia tahu, rasanya bagaimana kehilangan anak,” kata dia.

Paman korban mengungkapkan Agus sempat datang ke rumah korban setelah jenazah ditemukan.

“Agus sempat datang berbelasungkawa,” terang paman korban. Pelaku datang sehari setelah jasad korban ditemukan. Pelaku datang ke rumah korban pada Sabtu 3 Oktober. “Kami sempat curiga waktu itu, tumben-tumbenan,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif