Jakarta–Nasib 12 orang WNI yang berada di kapal bantuan Mavi Marmara yang ditembaki Israel, belum jelas. Sebelum penyerangan, Mavi Marmara sudah dikepung Israel sejak Subuh dan alat komunikasi pun dilumpuhkan.
Direktur Operasional Sahabat Al Aqsha, Amirul Iman, ketika dihubungi Senin (31/5) mengatakan komunikasi terakhir terjadi pada pukul 08.00 WIB. “Kami terakhir kontak pukul 8.00 WIB atau selepas Subuh waktu Gaza,” katanya.
Saat itu, lanjutnya kondisi kapal Mavi Marmara sudah dipepet tiga kapal Israel. Semua awak kapal termasuk 12 WNI bersiaga dengan jaket pelampung oranye. Setelah itu komunikasi tiba-tiba terputus. Semua nomor ponsel 12 WNI di Mavi Marmara tidak bisa dihubungi.
“Semua ponsel di-jammed oleh Israel. Kami tidak bisa kontak mereka sama sekali,” jelas Amirul. Sahabat Al Aqsha akhirnya mendapatkan live streaming dari Insani Yardim Fakvi (IHH) , lembaga kemanusiaan Turki yang menjadi koordinator tim bantuan kemanusiaan itu. Namun, kondisi di kapal Mavi Marmara sudah memburuk.
“Begitu bisa live streaming, langsung dapat kabar dua tewas, dan tujuh luka. Kondisi terbarunya yang luka sudah 30 orang,” kata Amirul.
Meski demikian, hingga pukul 10.30 WIB, masih belum bisa didapatkan kabar mengenai kondisi 12 WNI di Mavi Marmara. 12 WNI itu terdiri dari tiga lembaga swadaya masyarakat KISPA, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dan Sahabat Al-Aqsa.
Dari 12 orang itu, juga ada lima wartawan, yaitu dari Aljazeera Indonesia, TV One, Hidayatullah.com, Majalah Alia, dan Sahabat Al Aqsha.
dtc/ tiw