News
Rabu, 22 Juli 2015 - 17:55 WIB

MASJID DI PAPUA DIBAKAR : Kepala BIN: Ada Pihak Manfaatkan Insiden Tolikara untuk Serang Presiden

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sutiyoso (Ist)

Masjid di Papua dibakar dinilai dimanfaatkan pihak tertentu untuk menyerang pemerintah dan aparat berwajib.

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menyatakan tembakan yang dilepaskan aparat keamanan di Tolikara, Papua, dilakukan untuk mengendalikan massa yang brutal.

Advertisement

Pasalnya, saat itu massa sudah berkumpul untuk melakukan aksi di dekat lokasi yang kemudian dibakar.

Ia pun membantah anggapan yang menyebut pihaknya lambat dalam menginformasikan potensi gangguan keamanan yang terjadi di Tolikara.

Advertisement

Ia pun membantah anggapan yang menyebut pihaknya lambat dalam menginformasikan potensi gangguan keamanan yang terjadi di Tolikara.

Sutiyoso mengatakan pihaknya sudah memberikan informasi mengenai situasi dan potensi aksi yang terjadi di Tolikara sejak 11 Juli 2015. Kepolisian Resor Tolikara pun segera meresponsnya, dengan menggelar rapat Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) pada 13 Juli 2015.

“Kepolisian melakukan penjagaan pada 17 Juli 2015, karena ada informasi dari kami. Ada pihak yang memanfaatkan peristiwa ini untuk menyerang Pak Jokowi, pemerintahan, Kapolri, dan saya sebagai Kepala BIN,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/7/201).

Advertisement

“Harus ada investigasi. Untuk menjawab itu kan tidak bisa menuduh sembarangan. Penyelidikan polisi masih panjang, dan bisa saja ada keterlibatan pihak asing,” ujar dia.

Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki, sebelumnya mengatakan Presiden Jokowi meminta kepolisian melakukan penegakan hukum terhadap seluruh pelaku dalam insiden di Tolikara.

Presiden juga memerintahkan seluruh jajarannya untuk membangun kembali seluruh fasilitas yang rusak dalam insiden tersebut.

Advertisement

“Presiden juga akan melakukan dialog dengan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat Papua untuk sama-sama meredam, serta menenangkan situasi di sana,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti juga menyampaikan pihaknya telah memeriksa sekitar 31 saksi untuk mengusut kasus tersebut.

Dia menyebut apa yang dilakukan polisi dalam pengamanan di Tolikara sudah sesuai dengan standar operasi dan prosedur kepolisian dalam mengamankan massa. 

Advertisement

“Laporan sementara dari lokasi setelah saya tanya-tanya, semua sudah sesuai prosedur,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif