News
Sabtu, 10 Desember 2011 - 08:45 WIB

Mantan Presiden Filipina dipindahkan ke rumah sakit militer

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - DIPINDAHKAN -- Mantan Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo tiba di rumah sakit militer Veterans Memorial Medical Center (VMMC) di Quezon City, Metro Manila, Jumat (9/12/2011) setelah dipindahkan dari rumah sakit swasta tempat dirinya tadinya dirawat. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

DIPINDAHKAN -- Mantan Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo tiba di rumah sakit militer Veterans Memorial Medical Center (VMMC) di Quezon City, Metro Manila, Jumat (9/12/2011) setelah dipindahkan dari rumah sakit swasta tempat dirinya tadinya dirawat. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Manila (Solopos.com) – Mantan Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo, dalam status tahanan untuk kasus rekayasa hasil Pemilu, dipindahkan dari rumah sakit swasta tempatnya dirawat selama ini ke sebuah rumah sakit militer. Dia akan menunggu keputusan lanjutan pengadilan terkait kasusnya.
Advertisement

Arroyo yang menjabat presiden dari 2001 hingga 2010 dan kini jadi anggota parlemen menjadi fokus upaya Presiden Benigno Aquino yang menggantikannya untuk memberantas korupsi.

Arroyo menjalani perawatan karena masalah pada tulang belakangnya sehingga penahanan dilakukan di rumah sakit, bukan di penjara. Laporan televisi menunjukkan Arroyo yang mengenakan penyangga leher dan syal putih tersenyum saat dibawa keluar dari Rumah Sakit St Luke yang menjadi tempatnya dirawat selama ini. Dia dipindahkan lewat jalur darat, tidak jadi menggunakan helikopter seperti rencana semula karena cuaca buruk.

Dalam sebuah wawancara TV Kamis kemarin, Arroyo, 64, menyatakan pemerintahan Aquino telah berlaku tak adil padanya. “Pemerintah sekarang sudah berprasangka buruk pada saya. Mereka rela berbohong untuk merusak nama baik saya,” ujarnya dalam wawancara dengan TV GMA.

Advertisement

Para pengacara Arroyo sudah mengajukan petisi pada Mahkamah Agung untuk membatalkan surat perintah penahanan serta dakwaan rekayasa Pemilu.

Arroyo selanjutnya akan tinggal di ruangan yang dulu dipakai pendahulunya, Joseph Estrada, saat ditahan gara-gara kasus penyelewengan kekuasaan. Arroyo menggantikan Estrada setelah aksi rakyat menggulingkannya tahun 2001. Estrada kemudian divonis enam tahun penjara, namun dua pekan setelah vonis dijatuhkan Arroyo menerbitkan pengampunan bagi pendahulunya itu.

JIBI/bas/Rtr

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif