SOLOPOS.COM - Bismar Siregar (google img)
JAKARTA--Seluruh keluarga mendampingi saat-saat terakhir Bismar Siregar, sebelum mantan hakim agung itu menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (19/4/2012) siang.
“Tujuh anak kandung serta menantu, adik kandung dari Medan beserta adik ipar mendampingi,” kata putra ketiga Bismar, Kemalsjah Siregar, melalui sambungan telepon.
Menurut dia, Bismar meninggal dunia pukul 12.25 WIB setelah mengalami koma akibat perdarahan otak.
Menurut dia, Bismar meninggal dunia pukul 12.25 WIB setelah mengalami koma akibat perdarahan otak.
Kemal mengatakan, ayahnya masuk ke Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Fatmawati pada Senin (16/4/2012) pukul 12.00 WIB.
“Ada pendarahan di kepala, dan dioperasi, dikeluarkan cairannya. Sejak itu ditemukan, koma, dia tidak pernah sadar,” katanya.
Kenangan
Bagi anak-anaknya, Bismar adalah teladan yang baik. “Anak-anak belum berbuat banyak untuk membahagiakannya. Beliau sangat baik, selalu memberi nasehat baik,” katanya.
Bismar lahir di Sipirok, Sumatera Utara, tanggal 15 September 1928. Ia mengawali karir sebagai jaksa di Kejaksaan Negeri Palembang (1957-1959) dan Kejaksaan Negeri Makassar/Ambon (1959-1961).
Karirnya sebagai hakim bermula di Pengadilan Negeri Pangkalpinang (1961-1962), kemudian di Pengadilan Negeri Pontianak (1962-1968).
Selanjutnya dia menjadi panitera di Mahkamah Agung RI (1969-1971), lantas menjadi Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara/Timur (1971-1980), Hakim Tinggi Jawa Barat (1981-1982), dan Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan (1982-1984).
Terakhir dia menjabat sebagai hakim agung di Mahkamah Agung RI (1984 – 1 Desember 1995).
