News
Minggu, 19 Januari 2014 - 22:32 WIB

Manfaat Program BPJS Ketenagakerjaan Terancam Gagal Sistemik

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tenaga kerja ilustrasi (ist)

Harianjogja.com, JAKARTA—Sejumlah manfaat Jaminan sosial ketenagakerjaan terancam gagal dilaksanakan akibat belum diputusnya regulasi teknis pengatur manfaat program yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Menurut pasal 70 b dari UU No. 24 tentang BPJS yang terbit 25 November 2011, mengharuskan beleid (policy) pelaksanaan dari BPJS Ketenagakerjaan tuntas paling lama dua tahun dengan tenggat 25 November 2013.

Advertisement

PT Jamsostek yang sudah berubah wujud menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014 pun harus sudah menyelenggarakan seluruh program jaminan sosial ketenagakerjaan pada 1 Juli 2015.

Namun hingga saat ini, seluruh aturan teknis penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan hari tua (JHT), jaminan kematian (JKM), serta jaminan pensiun yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan untuk seluruh buruh masih dalam bentuk rancangan peraturan pemerintah (RPP) dan rancangan Perpres.

Ketua Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) Said Iqbal mengatakan pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan terancam gagal secara sistemik lantaran aturan teknis pelaksanaan manfaat program serta jaminan pensiun belum disahkan.

Advertisement

Aturan teknis tersebut harus segera disahkan untuk mengatur kepesertaan seluruh buruh di Tanah Air, terutama bagi yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Pasalnya, hingga saat ini untuk sektor formal saja masih banyak badan usaha yang belum mendaftarkan buruhnya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sesuai Undang-undang No3/1992 tentang Jamsostek.

Berdasarkan data KAJS, hanya sekitar 30% atau 13,2 juta buruh dari 44 juta buruh formal yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dari jumlah itu hanya 5% atau sekitar 660.000 dari peserta yang memiliki jaminan pensiun.

Minimnya kepesertaan tersebut, jelas mengancam manfaat jaminan pensiun dari sedikitnya 98% buruh formal.

Advertisement

“Untuk itu, kami mendesak pemerintah harus mengesahkan peraturan pemerintah tentang premi atau iuran dari sejumlah manfaat, termasuk jaminan pensiun paling lambat April 2014,” katanya Sabtu (18/1/2014).

Advertisement
Kata Kunci : Bpjs Ketenagakerjaan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif