News
Jumat, 16 Juli 2021 - 02:45 WIB

Malaysia Ganti Vaksin, Setop Sinovac, Andalkan Pfizer-Biontech

Newswire  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Vaksin Covid-19 buatan Pfizer. (Antara-Reuters)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan Malaysia akan menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan Sinovac bikinan China setelah stoknya habis. Alasannya, stok vaksin lain di luar Sinovac terbilang mencukupi untuk program vaksinasi nasional.

Inokulasi penduduk Malaysia selanjutnya sebagian besar akan menggunakan vaksin berbasis MRNA buatan Pfizer-Biontech. Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Adham Baba pada konferensi pers dengan pejabat tinggi kementerian lainnya, Kamis (15/7/2021).

Advertisement

Negara Asia Tenggara itu telah mengamankan sekitar 45 juta dosis vaksin Pfizer-Biontech yang cukup untuk mengimunisasi 70% populasi. Persentase itu, kata para pejabat, dibandingkan dengan 16 juta dosis suntikan Sinovac.

Baca Juga: Lockdown Kota Sydney Diperpanjang, Ini Pertimbangannya…

“Sekitar setengah dari 16 juta [dosis] sudah didistribusikan, jadi sisanya akan digunakan untuk menutupi dosis kedua. Bagi yang belum divaksin, mereka akan menerima vaksin Pfizer,” kata Baba sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Advertisement

Pemerintah Malaysia sebelumnya mengatakan telah mengamankan 12 juta dosis Sinovac, sebagai bagian dari kesepakatan yang membuat BUMN farmasi setempat, Pharmaniaga, dapat melakukan pengisian dan pengemasan vaksin untuk distribusi lokal.

Pengumuman untuk menghentikan penggunaan vaksin Sinovac yang berbasis virus tidak aktif muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemanjurannya terhadap varian baru virus corona yang lebih menular.

Sinovac di Thailand

Sementara itu, negara tetangga Thailand minggu ini mengatakan akan menggunakan vaksin Astra Zeneca sebagai dosis kedua bagi mereka yang menerima suntikan Sinovac, sedangkan Indonesia sedang mempertimbangkan suntikan penguat bagi tenaga kesehatan yang telah menerima dua dosis vaksin Sinovac.

Advertisement

Vaksin lain yang disetujui oleh Malaysia adalah Astra Zeneca, Cansino Biologic China, dan vaksin Janssen dari Johnson & Johnson. Malaysia juga berencana mengumumkan keputusannya tentang kemungkinan menambahkan vaksin dari Sinopharm China, kata para pejabat.

Dengan 880.782 kasus dan 6.613 kematian sejauh ini, Malaysia menjadi negara dengan tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara, tetapi juga dengan tingkat inokulasi tertinggi, di mana 26% dari 32 juta penduduknya telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin Covid-19.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif