News
Rabu, 14 Oktober 2015 - 13:45 WIB

MALAM 1 SURA : Ini Alasan Kenapa Tak Boleh Menikah di Bulan Sura

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menikah (JIBI/Solopos/Dok)

Malam 1 Sura identik dengan hari sakral keratin-keraton di tanah Jawa.

Solopos.com, SOLO – Tahun baru Islam, 1 Muharam, bertempatan dengan malam 1 Sura dalam penanggalan Jawa. Berbagai ritual yang sering dilakukan pada malam 1 Sura adalah kirab Kerbau Kiai Slamet hingga jamas pusaka.

Advertisement

Sejarah ritual malam 1 sura muncul dalam beberapa literatur seperti di Babad Sala yang disusun Raden Mas Said. Babad Giyanti juga beberapa kali menyinggung ritual ini.

Dalam menjalani malam 1 Sura, Keraton sering mengadakan berbagai ritual. Di antara yang paling populer adalah jamas pusaka. Sedangkan di Keraton Solo, Malam 1 Sura juga dilalui dengan kirab Kerbau Kiai Slamet.

Ritual ini sudah dilakukan sejak lama. Bulan Sura jadi satu waktu dimana keraton di Pulau Jawa mengadakan ritual memandikan pusaka. Karisma keraton sendiri yang membentuk stigma mistis akan bulan Suro.

Advertisement

Tradisi ini juga jadi satu bentuk aksi untuk memupuk kesetiaan warga pada keraton. Hingga kini, kepercayaan itu masih dipegang kuat oleh masyarakat Jawa.

Setiap Malam 1 Sura seluruh masyarakat Surakarta tumplek blek memadati jantung pusat kota untuk melihat dari dekat iring-iringan kawanan kebo Kiai Slamet.

Selain ritual ini, 1 Sura yang menjadi tanggal tahun baru pada kalender Jawa, dimanfaatkan oleh masyarakat di kerajaan di Pulau Jawa untuk membersihkan pusaka. Ritual membersihan pusaka ini disebut jamasan.

Advertisement

Selain membersihkan pusaka, masyarakat di sekitar kerajaan juga melakukan ritual Mubeng Benteng untuk meramaikan malam pergantian tahun. Ritual itu sampai sekarang masih bisa kamu temui di Kraton Solo dan Kraton Jogja.

Sebenarnya tidak hanya mistis, bulan Sura juga dipercaya orang Jawa sebagai bulan yang kurang baik alias bulan kesialan. Kesan itu dihembuskan dengan tujuan agar masyarakat tidak membuat pesta yang nantinya akan menyaingi ritual-ritual kraton seperti jamasan dan Mubeng Benteng.

Oleh karena itu, di lingkungan Jawa orang tidak boleh menikahkan anaknya di bulan Suro. Mitos itu bahkan masih dipercaya sampai sekarang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif