News
Minggu, 27 Oktober 2013 - 16:50 WIB

Majlis Tafsir Alquran Diserbu Warga Sidoarjo

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Insiden penyerbuan Majlis Tafsir Alquran (MTA) di Jl. Raya Lingkar Timur km 2-3, Sabtu (26/10/2013) sore. (JIBI/Solopos/Detik/Bruiry Susanto)

Solopos.com, SIDOARJO — Perbedaan pandang terkait ritual keagamaan membuat ratusan warga Desa Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Sabtu (26/10/2013) sore lalu, menyerbu di tempat pengajian Majlis Tafsir Alquran (MTA), Jl. Raya Lingkar Timur Km 2-3, Sidoarjo, Jawa Timur.

Laman berita Inilah.com, mencatat warga Siwalan Panji kali pertama mendatangi lokasi tersebut Jumat (11/10/2013) malam lalu. Mereka meminta pengurus MTA untuk tidak meneruskan kegiatannya karena tidak berizin. Papan nama MTA di lokasi itu juga diminta untuk segera dicopot.

Advertisement

Ishadi, salah seorang warga yang mendatangi lokasi itu menjelaskan penolakan kepada aktivitas MTA karena kelompok pengajian itu diduga menyimpang. Pengikut MTA, papar dia, berpendapat tahlilan itu merupakan bagian dari aktifitas yang haram. Sebaliknya, MTA menghalalkan makan anjing.

“Sebelum ajaran itu menyebar di Siwalan Panji, kami berharap majelis ini untuk segera membubarkan diri. Dan rapat dibalai desa juga sudah memutuskan kegiatan MTA ini harus dihentikan,” katanya.

Menyusul kesepakatan itu, pukul 24.00 WIB, papan nama MTA dicopot aparat Satpol PP Sidoarjo dengan disaksikan puluhan warga dan aparat desa setempat.. Pencopotan papan nama MTA ini tentu saja membuat pimpinan  MTA setempat Agus Suprayitno dan jamaahnya kecewa. “Negara ini berasaskan Pancasila, dan perbedaan yang ada harus dihormati,” keluhnya.

Advertisement

Diingatkan Agus, MTA adalah organisasi resmi yang berbadan hukum. “Pandangan masyarakat yang menyatakan MTA menghalalkan makan anjing, tidak benar. Ajaran yang kami ajarkan mengkaji isi kandungan Alquran,” kata dia membantah tuduhan warga yang menyebut MTA menyimpang.

Kendati tak lagi menampakkan papan nama, Sabtu lalu, MTA tetap menggelar pengajian. Aktivitas itu membuat warga kembali mendatangi lokasi. Massa menganggap jemaah  Aktivitas itu pun dibubarkan paksa, bahkan sebagian peserta pengajian dipukuli warga. Peserta pengajian yang baru tiba pun diusir.

“Kemarahan warga sudah tidak bisa dibendung lagi. Karena, resah dengan keberadaan tempat MTA,” kata Bahrul Ulum, salah seorang tokoh masyarakat Desa Siwalan Panji kepada Detikcom di lokasi kejadian, Sabtu.

Advertisement

Portal aneka berita Detikcom, melaporkan hasil pantauan di lokasi. Tempat itu tampak dijaga polisi, tentara, dan personel Satpol PP. Pascakejadian, warga banyak yang berhamburan membubarkan diri. Terlihat juga sejumlah spanduk berisi kecaman, di antaranya, “Kumpulan Setan Enyah Dari Desa Siwalan Panji”,”Ajok Ngerusak Kampungku”.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif