News
Minggu, 12 November 2023 - 16:05 WIB

Majelis Permusyawaratan Rembang: Prihatin terhadap Situasi Politik Terkini

Reyhan Fernanda Fajarihza  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Majelis Permusyawaratan Rembang mengomentari kondisi politik saat ini, Minggu (12/11/2023). (Istimewa/Tangkapan Layar)

Solopos.com, REMBANG — Sejumlah tokoh kebudayaan dan lintas agama yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang mendatangi kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) di Kelurahan Leteh, Rembang, Jawa Tengah pada Minggu (12/11/2023) untuk membahas situasi politik menjelang Pilpres 2024. 

Tokoh-tokoh itu antara lain adalah Goenawan Mohamad, Omie Komaria Madjid, Erry Riyana Hardjapamekas, Lukman Hakim Saifuddin, hingga Antonius Benny Susetyo. Kendati Gus Mus tak hadir dalam konferensi pers, mereka mengungkapkan keprihatinan atas situasi politik bangsa saat ini. 

Advertisement

“Penting kiranya kita semua yang memang prihatin dengan situasi sekarang, situasi sekarang itu gambaran mudahnya sebetulnya sudah sama-sama kita pahami, tapi kalau boleh diulangi adalah situasi ketika demokrasi Indonesia ini diontang-anting, diayun-ayun,” kata Alif Iman Nurlambang yang membuka konferensi pers, dikutip dari YouTube KompasTV pada Minggu (12/11/2023), via Bisnis.com. 

Salah satu yang disorot pihaknya adalah situasi Mahkamah Konstitusi (MK), di mana Majelis Permusyawaratan Rembang menilai ada intervensi yang dilakukan lembaga eksekutif ke lembaga konstitusional tersebut. 

Advertisement

Salah satu yang disorot pihaknya adalah situasi Mahkamah Konstitusi (MK), di mana Majelis Permusyawaratan Rembang menilai ada intervensi yang dilakukan lembaga eksekutif ke lembaga konstitusional tersebut. 

Alif juga mengatakan terdapat ancaman terhadap asas jujur dan adil dalam pemilu yang akan digelar pada Februari 2024 mendatang. 

“Kekuasaan terpusat di eksekutif, kemudian Mahkamah Konstitusi sebagaimana bukti-bukti yang ditemukan oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi, ada intervensi dari eksekutif ke yudikatif, ke lembaga konstitusional itu. Kemudian juga ada situasi lain, bahwa ancaman terhadap asas jujur dan adil pemilu yang akan kita lakukan pada Februari mendatang itu tidak bisa berlangsung dengan baik,” lanjutnya. 

Advertisement

Hal ini juga merupakan saran dari Gus Mus sendiri agar orang-orang yang bekerja di bidang kebudayaan untuk turut memperhatikan kondisi perpolitikan Indonesia. 

“Pertama saya mengutip kalimat Gus Mus, [untuk] memberikan nasihat kepada kekuasaan, kepada elite-elite politik bahwa apa yang sudah berlangsung itu melukai perasaan kita semua. Walaupun kata-kata melukai belakangan kan sering disebut sebagai sok drama, sok sinetron, kebanyakan drakor, tapi itulah yang perlu dilakukan oleh para budayawan tokoh-tokoh lintas agama iman dan keyakinan,” tutur Alif. 

Selain itu, pertemuan tersebut dilakukan juga untuk menyerukan kepada warga negara Indonesia bahwa situasi bangsa saat ini sedang tidak baik-baik saja. 

Advertisement

“Kalau kita boleh kutip istilah Pak Jokowi sendiri adalah Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Karena itu penting disampaikan juga kepada warga negara agar situasi tetap bisa adem, kekecewaan bisa disalurkan melalui saluran-saluran demokratis, sehingga sama-sama memperingatkan agar penguasa juga eling [mengingat],” pungkas Alif.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Majelis Permusyawaratan Rembang Ungkap Keprihatinan Terhadap Situasi Politik Terkini”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif