“Tak pernah ada pembicaraan spesifik tentang capres dan cawapres terkait dengan dia dan saya. Bicaranya umum saja, terkait peta politik dan persoalan politik yang aktual,” tutur Mahfud.
Hal ini disampaikan Mahfud menanggapi isu dirinya masuk tim sukses sekaligus Cawapres Ical. Hal ini disampaikan Mahfud, Kamis (19/1/2012).
Mahfud menyadari jabatannya sebagai Ketua MK tak memungkinkan berpolitik praktis. Karena itu komunikasinya dengan Ical belum jauh sampai Pilpres.
“Saya, kan hakim, jadi tak boleh bicara politik praktis, lebih-lebih yang menyangkut diri saya,” tegasnya.
Sebelumnya Mahfud mengakui kedekatannya dengan Ical. Mahfud juga tidak menampik kerap bertemu Ical membahas peta politik terkini.
Dalam sejumlah pertemuan, Mahfud kerap terlibat dalam diskusi politik kenegaraan bersama Ical. Tak jarang bersama Mahfud hadir juga jenderal senior Luhut Panjaitan yang disebut-sebut salah satu motor penting pencapresan Ical.
“Ya, saya sudah kenal lama dengan Aburizal Bakrie dan sampai sekarang masih sering ketemu atau telepon-teleponan. Saya sering bersdiskusi masalah-masalah politik kenegaraan dengan dia, kadangakala bersama Pak Luhut Panjaitan,” tutur Mahfud sebelumnya.
Namun, teman diskusi bagi Mahfud, bukanlah tim sukses pencapresan Ical. “Wah, jauh dari itu. Masak saya jadi tim sukses capres? Ya, tidaklah. Itu tak boleh dilakukan oleh hakim konstitusi, melanggar etika dan sumpah jabatan,” jelas Mahfud. detikcom