News
Sabtu, 28 Januari 2017 - 09:00 WIB

MAHASISWA UII MENINGGAL : Begini Kekerasan yang Dialami Peserta Diksar Mapala Unisi Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolsek Tawangmangu, AKP Riyanto (depan) memandu rombongan tim Polres Karanganyar menuju lokasi diksar Mapala Unisi UII di hutan pinus Tlogodringo, Gondosuli, Jumat (27/1/2017). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

3 Mahasiswa UII meninggal dunia.

Solopos.com, KARANGANYAR — Kasus meninggalnya 3 mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja saat mengikuti pendidikan dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII Mapala Unisi, pekan lalu diusut Polres Karanganyar.

Advertisement

Diduga ada kasus kekerasan fisik dalam Diksar yang digelar di kawasan hutan pinus Tlogodringo, Tawangmangu, Karanganyar. Kekerasan dimaksud berupa tendangan, pukulan, sabetan pakai kayu dan tindak kekerasan lainnya.

Tindak kekerasan dimungkinan dialami peserta lain tak hanya tiga mahasiswa yang meninggal dunia. Penjelasan itu disampaikan Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, saat diwawancara wartawan, Jumat (27/1/2017) siang.

“Kebetulan tiga korban meninggal ini berada di Regu V. Tapi itu tidak menutup kemungkikan kekerasan terjadi dalam kelompok ikatan besar. Kita masih dalami itu,” ujar dia di Tlogodringo. (Baca: Siapa Mas Yudi?)

Advertisement

Kekerasan dimaksud seperti tendangan, pukulan, sabetan pakai kayu, dan tindak kekerasan lain. Saksi menuturkan tindak kekerasan dilakukan sebagai bentuk hukuman kepada korban.

Lebih jauh Ade menjelaskan dua dari tiga korban meninggal adalah peserta yang bermaksud mundur dari kegiatan diksar. Alasannya, mereka sudah tidak kuat dengan materi yang diberikan. (Baca: Polisi Temukan 15 Bukti Baru)

Sedangkan satu peserta yang juga ingin mundur, kini dirawat di rumah sakit di Jogja. Berdasarkan keterangan saksi, tiga peserta yang minta mundur tersebut dipisahkan dari kelompok. (Baca: Ini Penjelasan Panitia Diksar)

Advertisement

Tindakan itu dilakukan setelah mereka menyatakan keinginan untuk mundur dari diksar. “Satu orang yang masih dirawat di RS ini kini menjadi saksi mahkota kita,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif