Solopos.com, SRAGEN — Mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo bersama ibu-ibu anggota pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) tiga rukun tetangga (RT) Desa Dari, Kecamatan Plupuh, Sragen, menginisasi pendirian bank sampah untuk pengelolaan sampah rumah tangga.
Para mahasiswa itu tergabung dalam Kelompok 345 KKN. Sekretaris Kelompok 345 KKN UNS, Listiati Khoiriyah, kepada Solopos.com, Kamis (2/9/2021), menyampaikan pendirian bank sampah di lingkungan tingkat RT itu menjawab problem lingkungan hidup di Indonesia.
Selama ini, 67,8 ton sampah per tahun menjadi penyumbang pencemaran lingkungan. Kondisi pandemi Covid-19, ujarnya, menjadi kendala bagi warga merealisasikan program bank sampah itu karena adanya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Baca Juga: Kios Renteng Pasar Nglangon Sragen Dijadikan Hunian, 22 Warga Menetap
Baca Juga: Kios Renteng Pasar Nglangon Sragen Dijadikan Hunian, 22 Warga Menetap
“Kami dari Kelompok 345 KKN UNS Solo hadir dan berkolaborasi dengan para anggota PKK di wilayah Desa Dari, Kecamatan Plupuh, Sragen, mendorong inisiasi pembentukan bank sampah itu,” katanya.
Tim KKN UNS mendampingi para ibu itu untuk memilah sampah, mengolah sampah, supaya bermanfaat. Tema KKN itu adalah Trena Buwana yang berarti cinta bumi. Tema itu diharapkan mampu meningkatkan kesadaran warga dalam pelestarian lingkungan
Baca Juga: KKN UNS 335 Dampingi Anak TK dan SD di Sragen Belajar
Program itu disebut dengan tabungan sampah. “Dalam sebulan ada 100 anggota bank sampah Tresna Buwana dari tiga RT, yakni RT 007-009. Penerimaan bank sampah dilakukan setiap akhir pekan sekali,” ujarnya.
Setiap bank sampah yang dibentuk tim KKN UNS Solo bersama PKK Dari, Plupuh, Sragen, itu bisa mengumpulkan dana tabungan sampah rata-rata Rp150.000 per pekan. Kalau dirata-rata per orang hanya menabung Rp10.000 per pertemuan.
Tabungan itu disimpan dulu dan akan diambil setahun sekali. Listiati mengatakan dari penjelasan Ketua PKK Desa Dari, untuk pengambilan uang tabungan disesuaikan kesepakatan anggota bank sampah, bisa setahun sekali atau sesuai kebutuhan.
Baca Juga: Ternyata Kaesang Pangarep Pernah Jajaki Pendirian Pabrik di Sragen, Bagaimana Kelanjutannya?
Biasanya tabungan sampah itu digunakan untuk membeli perabot rumah tangga. “Untuk mendukung bank sampah itu, kami memberi bantuan alat pengadaan bank sampah, seperti timbangan digital, buku kas, buku tabungan, dan pembuatan MMT. Kami juga membuatkan nama dan logo bank sampah, serta membantu pelaksanaan perdana pembukaan bank sampah,” tuturnya.
Bank sampah itu baru didirikan dan anggotanya meliputi 30 orang dari RT 007, 30 orang dari RT 008, dan 40 orang dari RT 009. Masing-masing membuka bank sampah berbeda waktu.
Di lingkungan RT 007 disebut Bank Sampah Tresna Buwana I dibuka 22 Agustus 2021. Lingkungan RT 008-009 dengan nama bank Sampah Tresna Buwana II dan Tresna Buwana III dibuka dalam waktu bersamaan pada 29 Agustus 2021.