Solopos.com, SOLO — Mahasiswa drop out (DO) atau putus kuliah di Indonesia pada 2019 lalu mencapai 602.208 orang. Jumlah itu sekitar 7% dari total mahasiswa yang mencapai 8,48 juta orang.
Kemendikbudristek menyebut putus kuliah terdiri dari dikeluarkan, putus sekolah, dan mengundurkan diri. Jumlah mahasiswa DO pada 2019 lebih rendah dibandingkan 2018 lalu yaitu 8%.
Sebagaimana dikutip dari Statistik Pendidikan Tinggi 2020 yang dikeluarkan Kemendikbudristek disebutkan jenjang S-1 program studi (prodi) Manajemen Retail merupakan prodi yang memiliki rasio angka putus kuliah tertinggi dengan perbandingan 14 orang mahasiswa putus kuliah dan satu orang mahasiswa terdaftar.
Baca Juga: Inilah 10 Perguruan Tinggi dengan Prodi Terakreditasi A Terbanyak, UNS Termasuk?
Baca Juga: Inilah 10 Perguruan Tinggi dengan Prodi Terakreditasi A Terbanyak, UNS Termasuk?
“Angka ini disebabkan oleh pendataan jumlah mahasiswa putus kuliah yang lebih tinggi dibanding dengan jumlah mahasiswa terdaftar pada prodi
tersebut. Angka putus kuliah tertinggi dari prodi Manajemen Retail terdapat pada Provinsi Sulawesi Selatan.”
Pada jenjang S-2 dan S-3 rasio angka putus kuliah tertinggi berturut-turut terdapat pada Prodi administrasi negara dan Prodi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
– Manajemen Retail 14,26
– Komputer Multimedia 4,59
– Teknologi Kimia Industri Kab. Nagekeo 3,5
– Pendidikan Guru SD 3,02
– Ilmu Pendidikan Teologi 2,04
Baca Juga: Bukan Jogja atau Jakarta, Mahasiswa Paling Banyak Ada di Daerah Ini
– Pendidikan Kependukukan dan Lingkungan Hidup 0,55
– Manajemen Pendidikan 0,31
– Teknologi Pendidikan 0,24
– Transportasi 0,21
– Penelitian dan Evaluasi 0,20
– Administrasi Negara 11,05
– Pendidikan Guru SD 3,02
– Studi Islam 1,50
– Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup 1,34
– Perbankan Syariah 0,85
– Manajemen Retail 14,26
– Ilmu Pendidikan Teologi 2,04
– Mekanisasi Pertanian 1,03
– Filsafat Hindu 0,85
– Pendidikan Jasmani K. Jembrana 0,67
Baca Juga: Keren! Ini Satu-Satunya Kampus di Indonesia yang Punya 1 Juta Mahasiswa
– Manajemen Informatika 0,75
– Komputerisasi Akuntansi 0,64
– Konsruksi Bangunan 0,45
– Teknologi Rekayasa Konsruksi Jalan dan Jembatan 0,44
– Teknologi Grafika 0,38
– Komputer Multimedia 4,59
– Kebidanan (Kampus Kota Tasikmalaya) 1,42
– Budidaya Hutan 1,40
– Budidaya Pertanian 1,38
– Teknik dan Manajemen Pembekalan 1,32
Center fot Indonesian Policy Studies (CIPS) di laman mereka menyatakan Sistem Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam penerimaan mahasiswa baru menguntungkan para calon mahasiswa.
Baca Juga: Ini Daftar Jurusan Kuliah Paling Banyak Dipilih Mahasiswa Jogja
Sistem ini memberikan transparansi, meningkatkan efisiensi mekanisme seleksi penerimaan calon mahasiswa dan juga meminimalisasi potensi putus kuliah.
Peneliti CIPS Indra Krishnamurti mengatakan, dengan mengizinkan calon mahasiswa mengetahui kemampuan akademis dan skolastika, mereka dapat terbantu untuk mengenali minat dan bakat mereka.