News
Jumat, 9 Juli 2021 - 02:20 WIB

Luhut Pertanyatakan Lonjakan Covid-19 di Bali

Nyoman Ary Wahyudi  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Bisnis-Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan yang termasuk penggagas work from Bali mempertanyatakan lonjakan Covid-19 di Pulau Bali. Gubernur Bali I Wayan Koster pun menerangkan penambahan pasien positif infeksi virus corona yang relatif tinggi di Pulau Dewata, Rabu (7/7/2021), karena adanya peningkatan kapasitas testing hingga 200% sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat.

Laporan itu disampaikan Koster saat menghadiri rapat koordinasi implementasi PPKM Darurat di Jatim dan Bali yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan secara virtual, Rabu (7/7/2021). “Hari ini di Bali merupakan yang tertinggi, Pak. Kasus baru sebanyak 505 orang, sembuh 110, dan meninggal delapan orang,” kata Koster.

Advertisement

Baca Juga: Ikuti Twitter, Instagram Jajaki Konten Berbayar

Data lonjakan Covid-19 di Bali itu, menurut dia, berasal dari kemampuan penelusuran kontak erat pengidap virus corona yang sudah mencapai 3.000 jiwa belakangan hari ini. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bali hanya memiliki kemampuan penelusuran kontak erat di kisaran 1.000 orang. “Saat ini Bali per hari rata-rata melakukan tracing sebanyak di atas 3.000 jiwa sehingga terjadi peningkatan kasus yang ditemui,” kata dia.

Dalam rapat itu, Luhut menyebutkan adanya penurunan mobilitas penduduk di daerah Jawa dan Bali. Menurut laporan yang diterima, jumlah kabupaten atau kota yang berwarna hitam turun dari 35 menjadi 27. Meskipun ada penurunan mobilitas itu, wilayah Jawa Timur dan Bali masih perlu mendapatkan perhatian lebih ketat.

Advertisement

Kabupaten & Kota Hitam

“Sampai tanggal 6 juli, kita lihat kabupaten/kota yang berwarna hitam masih banyak di Jawa Timur dan Bali. Penurunan mobilitasnya belum siginifikan. Ini perlu mendapatkan perhatian lebih ketat, kuncinya pengetatan,” kata Luhut.

Dalam pemaparannya, Luhut menjelaskan dibutuhkan penurunan mobilitas minimal 30 persen untuk menurunkan kenaikan kasus, meskipun angka idealnya minimal 50%.

Baca Juga: 6 Zodiak Ini Konon Hobi Bergosip di Tempat Kerja

Advertisement

“Ini berkali-kali saya katakan, 30 persen itu batas minimum. Kita mau sebenarnya penurunannya itu 30 persen sampai 50 persen, ya paling tidak 40 persen. Baru itu akan menjadi membaik,” katanya.

Berdasarkan data milik Menkomarves, terdapat sepuluh kabupaten/kota dengan penurunan mobilitas terendah berada di Bali dan Jawa Timur, yaitu Karangasem Bali -4,72, Tabanan Bali -7,00, Jembrana Bali -7,11, Buleleng Bali -8,42, Bangli Bali -9,53, Klungkung Bali -9,83, Denpasar Bali -10,12 dan Badung Bali -10,75. Terbukti terjadi lonjakan angka pengidap Covid-19 di Bali.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif