SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Mayoritas masyarakat masih menilai Pancasila sebagai ideologi yang paling tepat untuk <span>Indonesia. Meski demikian, </span>Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menemukan adanya tren penurunan popularitas ideologi Pancasila di tengah masyarakat selama satu dekade terakhir.</p><p>Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan oleh LSI sejak akhir Juni hingga awal Juli lalu. LSI membandingkan hasil survei serupa pada 2005 lalu dengan survei saat ini.</p><p>Pada 2005, LSI merekam sebanyak 85,2% masyarakat masih mengganggap Pancasila sebagai ideologi paling ideal untuk negeri ini. Sisanya, sebanyak 4,6% memilih NKRI <a href="http://news.solopos.com/read/20180507/496/914947/eks-hti-bergabung-ke-pbb-di-pemilu-2019" target="_blank">berdasarkan syariat Islam</a>, dan 10,2% menjawab tidak tahu.</p><p>Tiga belas tahun berselang, mayoritas warga negeri ini tetap memilih Pancasila. Namun, jumlah responden yang berpendapat seperti itu tinggal 75,3%. Sementara pendukung <a href="http://news.solopos.com/read/20180507/496/914947/eks-hti-bergabung-ke-pbb-di-pemilu-2019" target="_blank">NKRI bersyariah</a> menjadi 13,2%, dan masyarakat yang menjawab tidak tahu 11,5%.</p><p>"Selama 10 tahun lebih terjadi penurunan masyarakat yang pro-Pancasila sebanyak 10%, pendukung NKRI bersyariah naik hampir 10%, dan yang menjawab tidak tahu agak stagnan," kata peneliti LSI Ardian Sopa dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/7/2018).</p><p>Survei digelar LSI sepanjang 28 Juni-5 Juli dengan mengambil sampel 1.200 responden berusia di atas 17 tahun dari seluruh Indonesia. Marjin kesalahan dalam survei sebesar +/-2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.</p>