News
Kamis, 11 Juli 2013 - 23:17 WIB

LP TANJUNG GUSTA RUSUH : DPR Minta Aparat Tembak Para Pelarian

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas berjaga di depan LP Kelas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013). Kerusuhan tersebut akibat pemadaman listrik dan matinya air PDAM sejak pagi. (JIBI/Solopos/Antara/Septianda Perdana)

Petugas berjaga di depan LP Kelas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013). Kerusuhan tersebut akibat pemadaman listrik dan matinya air PDAM sejak pagi. (JIBI/Solopos/Antara/Septianda Perdana)

Solopos.com, MEDAN — Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika menilai kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I Tanjung Gusta Medan, Sumatra Utara sebagai masalah serius. Polisi dan aparat terkait ia minta segera menangkap kembali warga binaan yang kabur.

Advertisement

Akibat rusuh di LP Tanjung Gusta itu ratusan narapidana dan tahanan yang menjadi warga binaan di penjara itu diyakini kabur ke pelbagai arah. Sejumlah sumber memberikan taksiran yang berbeda atas jumlah pelarian itu. Dari 2.694 warga binaan yang menghuni penjara itu, diduga 200 orang hingga 500 orang melarikan diri.

Demi mencegah para pelarian itu bergerak terlalu jauh, Pasek Suardika mendesak aparat memblokade kawasan di seputaran penjara itu. Blokade, menurut dia, khususnya perlu dilakukan di tempat-tempat yang merupakan akses keluar wilayah. “Umumkan agar mereka segera menyerah. Kalau tidak, ya ancam tembak di tempat saja,” imbuhnya sebagaimana dikutip metrotvnews.com.

Komisi III DPR membidangi hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Dalam tugasnya sebagai wakil rakyat, para anggota Komisi III DPR antara lain berpasangan dengan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia. Lebih lanjut, Pasek Suardika juga meminta para penanggung jawab institusi yang terkait dengan insiden itu diperiksa secara intensif.

Advertisement

Rusuh di LP Tanjung Gusta, Kamis petang, sebagaimana dikonfirmasi Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkum HAM) Denny Indrayana, dipicu padamnya aliran arus listrik yang berimbas pada tak mengalirnya air, beberapa jam sebelum waktu berbuka puasa. “Kami sudah berusaha untuk menghidupkan genset yang ada, tapi mungkin tidak mencukupi. Mereka mungkin tidak sabar menjelang Magrib sehingga terjadi gesekan.” (JIBI/Detik/Antara)

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif