News
Selasa, 10 Februari 2015 - 13:30 WIB

LONGSOR KARANGANYAR : Jalur Alternatif ke Giribangun Terancam Putus

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ruas jalan Tegalgede-Matesih terancam putus karena talut pengaman jalan tersebut ambrol pada Senin (9/2/2015). Saat ini jalan yang merupakan jalur alternatif menuju Giribangun itu pun ditutup. Foto diambil Selasa (10/2/2015). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Longsor di Karanganyar masih mengancam jalur alternatif menuju makam Presiden Kedua RI, Soeharto, di Giribangun, selama musim penghujan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Ruas jalan penghubung antara Tegalgede (Karanganyar) dengan Matesih terancam ambles, termasuk jalur alternatif ke Giribangun. Penyebabnya karena talut pembatas jalan dan sungai Siwaluh di Supan, Tegalgede, Karanganyar ambrol, Senin (9/2/2015).

Advertisement

Dari pantauan Solopos.com, jalan yang berbatasan dengan sungai tersebut kondisinya mengkhawatirkan. Talut pembatas setinggi sekitar 12 meter ambrol. Bahkan sebagian tanah yang berada di bawah lapisan aspal jalan tersebut sudah berongga. Ambrolnya talut tersebut disebabkan arus sungai pada Senin siang yang cukup deras.

Sutopo, warga Banyak, Jantiharjo, mengatakan ambrolnya talut tersebut terjadi pada Senin sekitar pukul 14.00 WIB. “Talut ambrol setelah diterjang arus sungai,” kata dia.

Setelah kejadian itu, warga di sekitar lokasi bekerja bakti membuat pembatas jalan sebagai rambu-rambu darurat. Sebab warga khawatir kondisi jalan yang sewaktu-waktu bisa ambles itu mengancam keselamatan pengguna jalan. Jalur tersebut sering dilewati pengguna jalan karena menjadi jalur alternatif ke Giribangun, Matesih, yang dikenal sebagai makam Presiden Kedua RI, Soeharto.

Advertisement

Sementara itu, Kabid Binamarga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar, Darmanto, mengatakan ambrolnya talut tersebut terjadi karena lokasinya tepat di tikungan sungai. Akibatnya arus sungai dari atas langsung menghempas talut. “Dulu [jalan] itu sudah pernah putus. Sekarang ambrol lagi,” kata dia saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (10/2/2015).

Dia mengatakan panjang talut yang ambrol sekitar 30 meter. Hanya saja saat ini masih terdapat retakan-retakan tanah yang kemungkinan dapat menambah panjang longsoran. “Karena masih ada retakan-retakan, jadi total panjang talut yang rusak sekitar 50 meter,” kata dia.

Darmanto mengatakan akan segera mengusulkan anggaran pembangunan tebing dan jalan tersebut. “Rencana kami akan mengusulkan ke APBD perubahan dan dana bencana,” kata dia.

Advertisement

Perhitungan sementara pembenahan tebing sungai dan jalan tersebut memakan biaya sekitar Rp2 miliar. “Sampai jadi sempurna sekitar Rp2 miliar. Itu sudah termasuk pengaman tebing dan jalan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif