News
Minggu, 13 Mei 2012 - 17:11 WIB

LOMBA MADING: Sejumput Pesan Tentang Kelestarian Alam

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MADING- Siswa menunjukkan kreasi majalah dinding (mading) buatan mereka di Student Center (SC) UNS Solo, Minggu (13/5/2012). Kegiatan tersebut diikuti 14 kelompok SMA se-karesidenan Surakarta dalam rangka Solo Membaca 2012. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

MADING- Siswa menunjukkan kreasi majalah dinding (mading) buatan mereka di Student Center (SC) UNS Solo, Minggu (13/5/2012). Kegiatan tersebut diikuti 14 kelompok SMA se-karesidenan Surakarta dalam rangka Solo Membaca 2012. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

“Jangan wariskan air mata
Tapi wariskan mata air”

Advertisement

Begitulah pesan yang tertulis dalam majalah dinding (Mading) tiga dimensi MAN 1 Sragen. Berbagai tulisan tentang ajakan mencintai lingkungan ditempel di
setiap sudut mading tiga dimensi berbahan stereoform itu.

Miniatur dua kehidupan berbeda antara kota subur dan gersang penuh polusi yang dibuat MAN 1 Sragen dalam madingnya seolah mengajak kita berimajinasi tentang akibat beragam tindakan manusia. Akibat dari sikap peduli lingkungan dan sikap acuh pada alam.

Ketua Kelompok, Anggita Prama Yudiawati menjelaskan, melalui Madingnya ia ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, terutama air. Pasalnya, air sangat dibutuhkan agar manusia bisa bertahan hidup. Ia berharap, dengan menjaga alam, manusia bisa mewariskan mata air kepada anak cucunya kelak. “Bukan malah air mata,” jelasnya.

Advertisement

Selain tim dari MAN 1 Sragen dan SMA Batik 2 Solo, masih ada sekitar 12 tim Mading lainnya yang berasal dari SMA se-Soloraya turut dalam perlombaan itu. Lomba mading yang diadakan LPM Kentingan Universitas Sebelas Maret (UNS), Minggu (13/5), di Student Center (SC) UNS itu merupakan satu dari serangkaian acara Solo Membaca 2012. Tahun ini lomba Mading mengambil tema Save Water for the Future.

Ketua Panitia Solo Membaca 2012, Eri Dwi Cahyono, mengatakan, para peserta hanya diberi waktu tiga jam untuk menyelesaikan pembuatan Mading. Persaingan cukup ketat. Pasalnya, semua tim menampilkan performa terbaiknya dengan berbagai kreasi yang menarik. Eri berharap lewat ajang itu para murid bisa lebih berkreasi dengan ide-idenya dan semua pesan tentang alam dalam Mading mereka dapat tersampaikan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif