News
Senin, 30 Juli 2012 - 16:28 WIB

Listrik Padam, 300 Juta Rakyat India Jadi Korban

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengerjaan tower SUTET (Endang Muchtar/JIBI/Bisnis Indonesia)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Endang Muchtar)

NEW DELHI – Kerusakan jaringan telah menyebabkan padamnya aliran listrik di Ibukota India, New Delhi dan bagian utara India, Senin (30/7/2012) pagi. Setidaknya 300 juta penduduk menjadi korban padamnya aliran listrik tersebut, yang kembali memicu keprihatinan atas buruknya kualitas infrastruktur di negara berperekonomian ketiga terbesar di Asia itu.
Advertisement

Listrik di kawasan ibukota Delhi dan tujuh negara bagian padam sejak dini hari dan belum juga bisa dipulihkan pada jam sibuk berangkat kantor dan sekolah. Karena kereta-kereta listrik juga tak bisa jalan, para penglajo pun terdampar di stasiun-stasiun. Jalan kota Delhi yang biasanya macet di mana-mana semakin kacau karena lampu pengatur lalu lintas tak menyala, sementara para pengguna kereta listrik pindah ke angkutan lain seperti bus dan aneka transportasi tradisional.

“Saya telat masuk kerja 45 menit. Parah banget, yang pertama sejak jam 2 pagi listrik sudah mati, lantas air pun tak mengalir buat mandi dan kini kereta telat 13 menit karena lalu lintas macet selama setengah jam,” ujar Keshav Shah, 32, pekerja sebuah perusahaan perangkat lunak multinasional 30 km di luar ibukota Delhi.

Menteri Energi Sushilkumar Shinde menyebut padamnya listrik ini akibat gangguan di wilayah dekat Agra, kota yang terkenal dengan Taj Mahal. Namun dia tak menyebut penyebabnya. Ditambahkannya 60 persen layanan sudah berhasil dipulihkan menjelang siang dan siang hari kondisi dijamin bakal sepenuhnya normal.

Advertisement

Kurangnya pasokan listrik dan buruknya jaringan jalan serta perkeretaapian selama ini makin mengganggu upaya India menjadi negara industri sepenuhnya. Menurunnya kinerja ekonomi belakangan ini membuat pemerintah terpaksa merevisi rencana untuk mengucurkan dana pembangunan infrastruktur sebesar US$1 triliun atau lebih kurang Rp9.500 triliun selama lima tahun ke depan. Di sebagian wilayah negeri, pemadaman listrik hingga delapan jam sehari sudah biasa terjadi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif